Gereja Pantekosta Serikat di Indonesia Jemaat Ungaran

Posts tagged “ipuh

APSINTUS (Bagian II)

II. MENGENALI APSINTUS

A. SUMBER DAN CARA PENYUSUPAN APSINTUS

Mari kita kaji kembali Wahyu 8:10-11

Lalu malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor, dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air. Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus, dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit.”

Apsintus adalah nama lain Iblis. Apsintus bersumber dari Iblis. Berbagai bentuk pengaruh Iblis nampak di mana-mana dalam dunia ini. Dalam zaman modern ini, justru sedang terjadi kebangkitan hebat berbagai bentuk kepercayaan kepada Iblis dan pekerjaannya. Kita perlu mengetahui siapa dia.

Siapakah Iblis itu? Dia adalah malaikat yang telah jatuh, ciptaan Allah. Kedudukannya paling tinggi, dia diurapi untuk menaungi takhta Allah. Dia penuh hikmat sampai Kejahatan muncul dalam dirinya (Yehezkiel 28:15).

Allah tidak menciptakan Iblis sebagai makhluk jahat; dia menjadi demikian ketika oleh kehendak bebasnya sendiri dia kehilangan posisi dan statusnya. Dia mencoba menjadikan dirinya setara dengan Allah, bahkan merebut posisi Allah ( Yesaya  14:12-14). Kesombongan dan ambisi dirinya yang jahat itulah yang menjadi alasan mengapa dia dikeluarkan dari surga. Pemberontakannya itu diikuti oleh jutaan malaikat yang lebih rendah yang kini mengabdi dia sebagai pesuruh-pesuruhnya. Dia dikenal dengan banyak nama dan fungsi dalam Alkitab, di antaranya ialah: “lawanmu” (1Pet 5:8,9), “ilah zaman ini” (2 Korintus  4:4), “penguasa kerajaan angkasa” ( Efesus 2:1-3), “pendakwa saudara-saudara” (Wahyu 12:10; Ayub 1:6-12), “musuh” (Mat 13:39), “si pencoba” (Mat 4:3), singa yang mengaum-aum (1Pet 5:8-10), bapak segala dusta (Yohanes 8:44), penyesayat (Wahyu 12:9), pembunuh manusia (Yohanes 8:44).

Mengutamakan TUHAN & Dipulihkan

Mengutamakan TUHAN & Dipulihkan

Di manakah lingkup kekuasaan Iblis? Bukan di neraka dengan sebatang garpu raksasa! Dia bukan, dan tidak pernah akan menjadi penguasa neraka. Dia kelak akan menjadi salah satu korban neraka, yang sebenarnya disediakan khusus untuk dia dan pengikut-pengikutnya (Mat 25:41). Dia berjalan mengelilingi dan menjelajahi bumi (Ayub 1:6 dan Wahyu 12:10). Dia adalah “penguasa kerajaan angkasa”. ( Efesus 2:2)

Seperti apakah Iblis? Nama-namanya sebagaimana yang dibeberkan Alkitab seperti terurai di atas, menelanjangi sifat dan misinya. Berikut adalah tiga hal penting yang harus kita ingat:

  1. Iblis menipu, mengubah dirinya menyerupai “malaikat terang” ( 2 Korintus  11:14)
  2. Iblis mencobai, seperti yang dilakukannya pada  Yesus (Matius 4:1-11).
  3. Iblis menggelapkan pikiran orang yang tak beriman, agar mereka tidak dapat datang kepada terang (2 Kor 4:4).

Iblis senantiasa berusaha mengendalikan sistem dunia ini sebagai ilah zaman. 1Yohanes 2:16 membeberkan semangat zaman ini: “Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.”

Banyak lelucon dibuat tentang si iblis, tetapi iblis bukanlah lelucon! Dewasa ini, bahkan orang-orang terpelajar, belajar ilmu klenik dan okultisme. Banyak orang tidak sadar bahwa dirinya sedang mendekati Iblis. Mereka dikelabui, karena menurut  Yesus, Iblis adalah bapak pembohong terbesar di segala zaman. Dia disebut si pendusta. Untuk mencapai maksud-maksudnya, Iblis membutakan orang tentang kebutuhannya akan Kristus. Di dunia ini, ada dua kekuatan dahsyat sedang bekerja, kuat kuasa Kristus dan kuat kuasa jahat. Anda diminta untuk memilih salah satu di antaranya.

Berikut kita kaji caranya menyusup. Dalam Wahyu 8:10-11 disebutkan bahwa apsintus menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air, dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus, dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit.”

Apsintus masuk ke dalam kehidupan manusia melalui sungai dan mata air.  Sungai dan mata air seringkali dihubungkan dengan janji Tuhan mengenai berkat. Dengan kepandaian tipu muslihatnya Iblis menyusupkan apsintusnya lewat berkat yang kita terima. Siapakah manusia yang dalam hidupnya tidak memerlukan air? atau tidak memerlukan berkat Tuhan? Di sinilah dituntut kewaspadaan, hubungan yang erat dan kebertautan kita dengan Tuhan  Yesus yang tidak boleh terlepas sekejap pun.

Selanjutnya tentang sungai dikatakan dalam Alkitab akan arti penting dan betapa mudahnya manusia terkena apsintus dalam berhubungan dengan sungai. Berikut beberapa uraian mengenai sungai :

a. Sungai berguna untuk:

1. Menyediakan air minum bagi rakyat. Yeremia 2:18

2. Perniagaan.  Yesaya  23:3

3. Membasahi tanaman. Kejadian 2:10

4. Mandi. Kel 2:5

b. Tepi-tepi sungai terdapat :

1. Banyak ditumbuhi teberau. Kel 2:2,5

2. Banyak ditumbuhi pohon-pohon. Yehezkiel 47:7

3. Seringkali didatangi binatang buas. Yeremia 49:19

4. Seringkali didatangi burung merpati. Kidung Agung 5:12

5. Seringkali airnya meluap. Yosua 3:15; 1Tawarikh 12:15

6. Suatu tempat yang seringkali didatangi manusia. Mazmur 137:1

7. Biasanya subur sekali. Mazmur 1:3;  Yesaya  32:20

c. Kebun-kebun sering kali letaknya di tepi sungai – . Bilangan 24:6

d. Kota-kota sering kali didirikan di tepi sungai- . Mazmur 47:5; 137:1

e. Banyak sungai yang dapat di seberangi beberapa tempatnya. Kejadian 32:22; Yosua 2:7;  Yesaya  16:2

f.  Sungai melukiskan:

1. Kasih karunia yang berlimpah-limpah di dalam Kristus.  Yesaya  32:2; Yohanes 1:16

2. Pemberian dan kasih karunia Roh Kudus. Mazmur 46:5;  Yesaya  41:18; 43:19,20; Yohanes 7:38,39

3. Kelimpahan. Ayub 20:17; 29:6

4. Kesukaran yang sangat berat. Mazmur 69:3;  Yesaya  43:2

5. Orang yang menghindari hukuman.  Yesaya  23:10

6. ( sungai yang membanjir) keselamatan dan kekayaan orang-orang kudus.  Yesaya  66:12

7. (Pohon yang berbuah lebat di tepi sungai- ) kesejahteraan yang terus-menerus. Mazmur 1:3; Yeremia 17:8

8. (Sungai menjadi kering) hukuman Allah.  Yesaya  19:1-8; Yeremia 51:36; Nahum 1:4; Zakharia 10:11

9. (Sungai meluap) hukuman Allah.  Yesaya  8:7,8; 28:2,18; Yeremia 47:2

Betapa beragamnya pemanfaatan sungai dalam peradaban kehidupan manusia sehingga manusia bergantung pada sungai dan bagaimana sejarah duniaselama puluhan abad memperlihatkan bahwa peradaban-peradaban besar dunia terbentuk berkaitan dengan keberadaan sungai, telah menggambarkan bahwa sebenarnya peradaban dunia ini sudah dicengkeraman Iblis, kecuali bagi anak-anak Allah. Sungai yang dilukiskan pada Wahyu 8:10-11, dapat diartikan secara luas sebagai penyedia air minum bagi rakyat, tempat perniagaan, untuk membasahi tanaman, untuk mandi, sementara di tepi-tepi sungai terdapat  banyak ditumbuhi teberau, banyak ditumbuhi pohon-pohon, seringkali didatangi binatang buas, seringkali didatangi burung merpati,  seringkali airnya meluap, tempat yang seringkali didatangi manusia, biasanya subur sekali, kebun-kebun sering kali letaknya di tepi sungai, kota-kota sering kali didirikan di tepi sungai, banyak sungai yang dapat di seberangi beberapa tempatnya,  sungai melukiskan kasih karunia yang berlimpah-limpah di dalam Kristus, pemberian dan kasih karunia Roh Kudus,  kelimpahan,  kesukaran yang sangat berat, orang yang menghindari hukuman (sungai yang membanjir) keselamatan dan kekayaan orang-orang kudus (Pohon yang berbuah lebat di tepi sungai ) kesejahteraan yang terus-menerus. (Sungai menjadi kering) hukuman Allah, (Sungai meluap) hukuman Allah.

 

  1. B.    Jenis-jenis Apsintus

Tidak terhitung lagi sebenarnya jenis apsintus, karena semua benda dapat disusupinya. Semua komoditas yang berhubungan dengan manusia telah terjangkiti racun segala jaman ini. Kalau racun yang lajim kita kenal umumnya masuk lewat mulut, selaput mata, hidung (pernafasan), lubang pori-pori kulit, atau lewat luka terbuka lainnya, maka racun apsintus ini dapat masuk melalui seluruh indra manusia, juga tersimpan lebih mendalam dalam benak manusia, baik secara sadar maupun tak sadar. Baik berupa peragaan langsung, gambar, tulisan, film, baik yang berbentuk buku, majalah, koran, tabloid, video tape, VCD, radio, tape, kaset, TV, internet, komputer, telepon genggam dan sebagainya. Kemajuan teknologi informasi adalah juga arus sungai maha hebat (yang tepinya banyak ditumbuhi “pohon-pohon” ==> (manusia), seringkali didatangi “binatang buas”==> (Iblis), seringkali didatangi “burung merpati ==> (Roh Kudus), seringkali airnya meluap, tempat yang seringkali “didatangi manusia”, biasanya “subur sekali”==> (banyak berkat), “kebun-kebun” ==> (tempat usaha/ kerja) sering kali letaknya di tepi sungai, “kota-kota” ==> (pusat peradaban) sering kali didirikan di tepi sungai, banyak sungai yang “dapat di seberangi”==> (sarana transportasi/ komunikasi) beberapa tempatnya) yang digunakan oleh Iblis menyebarkan apsintusnya bagi semua orang yang dapat dijangkaunya.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa dalam kebudayaan Timur kita, keterbukaan pada hal-hal batin membuat masyarakat sangat terbuka pada pengaruh okultisme. Gejala ini tanpa terkecuali melanda peradaban kota dan kalangan intelektual atas. Kekosongan rohani yang tidak terisi oleh kemajuan zaman, membuat kecenderungan balik pada okultisme menjadi makin kuat. Okultisme merupakan gejala kemerosotan suatu peradaban.

Istilah “occult” sendiri sangat samar, mencakup secara luas hal-hal yang dianggap rahasia, tersembunyi, mistik dan metafisik dan sering dianggap menyangkut perkara-perkara di luar indra biasa. Pada umumnya, hal-hal berikut ini dianggap tercakup dalam okultisme:

  • Spiritisme: Kepercayaan bahwa manusia dapat berhubungan dengan orang  mati dalam rangka mencari wahyu dari dunia seberang sana.
  • Clairvoyance: Kepercayaan bahwa orang tertentu memiliki kemampuan ekstra indra, yang membuatnya sanggup melihat yang tidak nampak jelas.
  • Peramal nasib: Meramalkan nasib atau masa depan dengan melihat telapak tangan, kartu, daun teh, dan sebagainya.
  • Astrologi: Kepercayaan bahwa masa depan dapat dibaca dengan mempelajari letak dan hubungan matahari, bulan, bintang-bintang dan  planet-planet.
  • Horoskop: Perkembangan astrologi yang meramal berdasarkan peta zodiac. Nasehat-nasehat diberikan (biasanya dalam majalah dan surat kabar) berdasarkan ramalan peristiwa-peristiwa masa depan.
  • Pedukunan: Sistem agama sesat ini berakar pada kebiasaan-kebiasaan dan    kepercayaan kuno. Dukun-dukun dengan suasana, upacara, alat, mantera dan syarat tertentu, berdasarkan kitab-kitab gaibnya, menyatakan diri sanggup berhubungan dan mengendalikan kekuatan-kekuatan gaib.

Sebagian orang yang terlibat dalam praktek kepercayaan di atas, terlibat pula dalam penyalahgunaan obat dan pelanggaran susila.

Alkitab melarang keterlibatan dalam Occult: “Di antaramu janganlah didapati seorang pun yang mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api, ataupun seorang yang menjadi petenung, seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir, seorang pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati. Sebab setiap orang yang melakukan hal-hal ini adalah kejian bagi Tuhan, dan oleh karena kekejian-kekejian inilah Tuhan, Allahmu, menghalau mereka dari hadapan Tuhan, Allahmu.” (Ul 18:10-12).

“Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu  seperti yang telah kubuat dahulu  bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.”  (Galatia  5:19-21).

“Demikianlah Saul mati karena perbuatannya yang tidak setia terhadap Tuhan, oleh karena ia tidak berpegang pada firman Tuhan, dan juga karena ia telah meminta petunjuk dari arwah, dan tidak meminta petunjuk Tuhan. Sebab itu Tuhan membunuh dia dan menyerahkan jabatan raja itu kepada Daud bin Isai.” (1Tawarikh 10:13,14).

Wahyu 21:8 menghakimi mereka yang melakukan kebiasaan magis. Dalam  Yesaya ayat 47:11-15, Tuhan menyebut suatu daftar panjang kebiasaan-kebiasaan occult bangsa itu.

Dari bukti Alkitab, dapat kita simpulkan bahwa segala sesuatu yang membuat kita menyimpang atau berpaling dari Allah haruslah ditolak.

C.    Ciri-ciri Pengidap Apsintus

Berikut adalah tanda-tandanya seseorang yang mengidap apsintus. Bukan berarti bahwa si pengidap harus memiliki salah satu atau keseluruhan ciri-ciri di bawah ini, bisa saja ciri-ciri ini nyaris tidak tampak sama sekali. Tersamarkan oleh berbagai hal dan upaya hebat. Biarkan hati anda menjadi lebih peka dengan tuntunan hikmat Tuhan menilai diri sendiri.

1. KEMUNDURAN, KELESUAN ROHANI              

Seorang pengidap apsintus akan mengalami kemunduran dan kelesuan rohani. Seandainyapun si pengidap tetap rajin bergereja, maka ada suatu beban yang menghambat dan menghalangi pertumbuhannya sehingga pengidap apsintus sulit jadi dewasa, doanya terhambat. Tuhan  Yesus ajarkan pengampunan sebagai langkah penting danam berdoa. Namun bagi si pengidap apsintus, pengampunan adalah kata yang terlalu mahal untuk diberikan begitu saja bagi seseorang yang pernah menyakiti hatinya. Baginya dendam, kebencian, kegeraman, iri hati, kemunafikan, kata-kata pedas dan melukai hati adalah rangkaian kata yang tepat untuk diberikan pada orang yang telah membuatnya menyimpan kepahitan ini walaupun ia harus mempertaruhkan keselamatan jiwanya untuk bisa dipuaskan dendam dan sakit hatinya (walaupun ternyata dendam dan sakit hati itu takkan pernah bisa mencapai suatu ukuran kepuasan, ini tipuan Iblis saja).

Kasus yang akan kita bahas ini menyangkut soal kegagalan moral atau rohani. Kasusnya bisa sangat berat, sampai seseorang kehilangan persekutuannya dengan Tuhan, menjadi dingin dan acuh terhadap kerohanian, atau bahkan menjadi murtad.

Berikut adalah beberapa tahap kemunduran rohani:

  1. Murtad: Seseorang menjadi murtad karena menolak kebenaran Allah yang dinyatakan di dalam Firman Tuhan dan dalam Putra-Nya, secara sengaja.
  2. Dosa-dosa daging:  Seseorang dihanyutkan oleh nafsunya sendiri dan terpikat untuk berdosa. Di antaranya pelanggaran susila, mabuk, membunuh, dan sebagainya.
  3. Dosa-dosa roh: (Paling banyak terdapat pada orang Kristen). Pertama adalah kesuaman rohani  ketiadaan tanggung jawab di hadapan Allah dan kepada gereja-Nya, yang membuat hidup dan pelayanannya menjadi tidak bermanfaat dan tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Bisa juga dimasukkan ke dalamnya, dosa berdusta, menipu, gosip, iri hati, pementingan diri sendiri, cemburu, dan sebagainya. (lihat Galatia 5:19-21).

Faktor-faktor penyebab Kemunduran:

  1. Kekecewaan atas ketidaksesuaian hidup orang Kristen lain, entah yang sungguh disaksikan atau hanya terkilas di pikiran.
  2. Hubungan dengan Kristus secara asal-asalan, atau mengikut “dari jauh”, dan melupakan kepentingan Firman Tuhan, doa dan kesaksian dalam hidup Kristen.
  3. Ketidaktahuan tentang makna konkrit tanggung jawab dan tindakan yang  rohani.
  4. Ketidaktaatan kepada kehendak yang Allah nyatakan dalam hidupku.
  5. Dosa yang disengaja dan yang terus tidak diakui. Kita perlu sadar bahwa setiap orang bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya di hadapan Tuhan.  Ini menuntut pertobatan dan pengakuan.

Pada saat kita lahir, kiri-kanan, atas-bawah kita sudah dipenuhi berbagai hal yang baik dan buruk. Karena ketidakberdayaan bayi, orang tualah yang memilihkan segala sesuatu bagi anak-anaknya. Orang tualah yang menyediakan pengalaman baik atau buruk, teladan yang baik atau buruk. Ruang lingkup “kebiasaan-kebiasaan buruk” sedemikian luas, meliputi segala kelakuan jelek yang menghalangi pertumbuhan Kristen kita atau yang mengganggu orang lain. Di dalamnya termasuk dosa-dosa sikap batin seperti iri, cemburu, dendam, gosip, dusta, mengkritik orang, pementingan diri, tidak sabar, pertengkaran, mengulur-ulur waktu, dan sebagainya. Atau, bisa juga kebiasaan-kebiasaan yang berhubungan dengan keinginan yang tak terkendali: makan, minum, belanja, membaca, melihat gambar porno, kerja berlebihan, berkhayal, pikiran jahat, masturbasi, menyumpah, dan lain sebagainya.

Apa yang kita baca, lihat, dengar, khayalkan, pikirkan, adalah jalan masuknya apsintus. Kemudian dengan memori sesuai apa yang kita baca, lihat, dengar, khayalkan, pikirkan itulah keluar tindakan, buah pikiran, perkataan sesuai dengan input dan proses. Hal yang baik, benar dan mulia atau racun dan kotoran yang pahit serta mematikan? Waspadailah apa yang Saudara baca, lihat, dengar, tonton, dengan demikian akan lebih mudah Saudara menjaga hati, pikiran, kaki, tangan, mulut, lidah dan bibir.

Masalah kebiasaan buruk berkaitan erat dengan perintah Firman Tuhan agar orang Kristen “hidup dalam hidup yang baru” ( Roma 6:4). Sementara kita berserah kepada Tuhan, meminta Dia menyelidik hati kita dan menyatakan hal-hal yang tidak memperkenan Dia (Mazmur 139:23,24), kita akan mulai melihat banyak hal buruk yang perlu dibereskan. Hal terpenting yang harus diingat tentang kebiasaan-kebiasaan buruk, ialah bahwa Allah tidak berkenan padanya dan bahwa Dia dapat menolong mematahkannya dan memberi kemungkinan-kemungkinan baru.

Tak seorangpun dari kita yang tak mungkin lagi berubah. Pekerjaan Injil, khususnya adalah merubah (2 Korintus  5:17). Kita tahu bahwa Allah dapat bekerja dalam hidup kita, menjadikannya sesuai dengan yang disukai-Nya. “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus  Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.” (Efesus  2:10).

“Kekuatan yang memberi kita kemenangan, terus-menerus kita timba dari Kristus… Orang Kristen kini memiliki sumber-sumber yang memungkinkannya hidup mengatasi dunia. Alkitab mengajarkan bahwa orang yang lahir dari Allah tidak lagi berbuat dosa.”

Kesepian dan takut akan kesendirian adalah salah satu gejala yang dialami oleh seorang penderita apsintus. Walaupun tampaknya si pengidap berada dalam lingkungan yang penuh hura-hura dan keramaian, itu lebih sebagai upayanya mengatasi kesepian sebagai salah satu gejala yang ditimbulkan oleh adanya apsintus yang membuat pahit hidupnya. Kesepian adalah kesadaran pedih bahwa seseorang kurang memiliki hubungan yang dekat dan berarti dengan orang lain. Kekurangan tadi menimbulkan perasaan pahit akibat kekosongan, sedih, pengasingan diri bahkan keputusasaan. Apsintus yang menyerang citra diri dalam bentuk perasaan ditolak dan citra diri yang rendah mengembang, karena si pengidap terhalang dalam bergaul, atau merasa tersisih dan tidak disukai, betapapun kerasnya ia berusaha.

Keadaan masyarakat di mana kita hidup, menambah masalah kesepian. Untuk sementara orang, sulit sekali mengembangkan identitas dan hubungan yang berarti di tengah rimba birokrasi, spesialisasi, pengorganisasian dan kompetisi. Keberadaan seseorang sebagai suatu individu yang masing-masing memiliki keunikan tenggelam dalam norma-norma kehidupan modern yang semakin menunjukkan karakter materialisme. Segala sesuatu semakin memiliki kecenderungan untuk diukur menurut nilai materi, sukses atau gagal, mulia atau tidak, mulia atau hina, baik atau buruk dan akhirnya hakekat benar atau salah dalam konteks hukum dan keadilan pun kini memiliki ukuran ganda, ukuran pada kitab perundang-undangan dan ukuran untung-rugi secara materi atau suap. Masyarakat yang terus bergerak dan berubah, cenderung membuat orang merasa tak berakar dan sendiri.

Kesepian dapat melukai diri. Beberapa orang merasa sulit berkomunikasi dengan sesamanya atau kurang keyakinan karena mereka memiliki citra diri yang buruk. Ada pula yang menginginkan kebersamaan, tetapi keinginan untuk memiliki kepentingan dan pengaturan diri sendiri, menghalanginya mengembangkan hubungan-hubungan yang bermakna. Ketakutannya untuk membuka keberadaan batinnya telah membuat semacam kelumpuhan sosial.

“Manusia yang terpisah dari Allah akan merasa hidupnya sepi arti dan mengalami kesunyian yang mencekam. Cukup banyak orang memikul beban duka, kuatir, pedih dan kecewa; tetapi kesepian terdalam dialami orang yang tenggelam dalam dosa.”

Salah satu akibat kejtuhan ialah manusia menjadi terasing dari Allah. Keterasingan itu membuat Adam dan Hawa bersembunyi dari Allah dan berusaha menutup diri. Mungkin tiga keadaan ini, membantu kita mengerti keadaan orang yang kesepian. Keadaan rohani kita dapat diungkapkan sebagai berikut: “Manusia dicipta dengan suatu tempat khusus untuk Allah di hatinya, yang hanya Allah mampu mengisinya.”

Hanya jika kita mendapatkan Kristus, kita akan mampu mengatasi kesempitan diri kita dan mengembangkan perspektif hidup yang akan mengurangi kepahitan apsintus akibat pedihnya kesepian. Pemazmur bersukacita atas perbuatan Allah dalam hidupnya, “Ia menyegarkan jiwaku.” (Mazmur 23:2). Penyegaran ini menyingkirkan sebab-sebab keterasingan kita. “Kamu … dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya.”  (Kolose  1:21,22). Juga akibat lainnya ialah, hidup kita didiami Roh Kudus. “Atau tidak tahukah kamu bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah,  dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?” ( 1 Korintus  6:19). Jadi, kita menjadi utuh di dalam Dia. “Dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia, Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa.”  (Kolose  2:10).

Suatu ciri lain pengidap apsintus adalah mencari pelarian yang salah dan menyesatkan. Sering kita mendengar dalih-dalih pencandu narkoba atau alkohol adalah “menenangkan pikiran” atau “supaya tidak mengingat-ingat masalah” atau dalih dari penggemar hiburan malam yang sarat apsintus di bar, pub atau diskotik : “untuk refreshing” apakah benar setelah melakukan itu semua diperoleh kondisi “fresh” ? Apa bukan sebaliknya ? Hasil dari pelarian tersebut hanya mempertegas ciri-ciri adanya apsintus dalam diri seseorang yaitu : “Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu  seperti yang telah kubuat dahulu  bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.”  (Galatia  5:19-21).

Suatu pohon berbuah lebat atau tidak, dapat dilihat secara kasat mata. Seperti halnya suatu buah dapat dikenali dari ukuran, bentuk, warna, rasa dan berbagai ciri-ciri. Secara sederhana berikut diuraikan mengenai ciri-ciri pengidap apsintus, dari ciri-ciri yang ada ini Saudara dapat menilai (dimulai dengan diri sendiri) buah-buahnya, apakah buah-buah tersebut memiliki atau mengandung ciri-ciri di bawah ini. Gambaran mengenai ciri-ciri dari adanya endapan apsintus dalam suatu pribadi ditandai salah satu atau beberapa dari sifat di bawah ini :

–          Tidak percaya Tuhan (bimbang, ragu, tidak yakin, dan istilah-istilah lainnya yang menggambarkan perasaan tidak percaya akan kuasa Tuhan). Manifestasinya dalam kehidupan dapat berupa : mengutamakan sesuatu hal atau benda serta menomorduakan Tuhan, atau menuhankan sesuatu selain Tuhan. Tindakannya lebih bersandar pada materi, hati dan pengharapannya pun terletak pada materi. Termasuk dalam kontinum ini yaitu kepercayaan yang mudah goyah atau bimbang mengenai apa yang pernah diyakininya sebagai sesuatu yang benar. Tindakan ini disebut dalam Alkitab sebagai mencobai Tuhan. Salah satu contoh tentang hal ini terdapat pada Keluaran 17:7 : Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan: “Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?”

–          Takut (kuatir, cemas, dan istilah-istilah yang menggambarkan keadaan diri yang dipengaruhi oleh perasaan takut akan sesuatu). Manifestasinya adalah sikap tidak berpendirian, tidak berani, tidak percaya diri, minder, jika tidak segera dipulihkan hal ini dapat menimbulkan gangguan kejiwaan yang dapat membuat kondisi fisik memburuk. Apsintus dalam diri seseorang yang dikuasai rasa takut dapat mendorongnya berbuat secara pengecut, antara lain dikiaskan dengan perbuatan : lempar batu sembunyi tangan, menikam dari belakang, menggunting dalam lipatan, dan sebagainya. Seseorang yang memiliki Roh Kudus dalam dirinya tidak dikuasai perasaan takut. II Timotius  1:7 : Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.

–          Tidak sabar (tidak tekun, tidak tahan uji, mudah menyerah, dan istilah sejenisnya yang menyiratkan keadaan seseorang yang menginginkan segala sesuatu berlangsung secepat yang diinginkannya dan apabila tidak sesuai dengan maksudnya sendiri maka sikapnya menjadi goyah atau bahkan berbalik). Manifestasinya adalah sikap putus asa dan mudah kehilangan harapannya, dalam kehidupan seseorang tergambar dari perbuatan yang suka mengambil jalan pintas, melakukan segala sesuatu secara tidak bermutu (asal jadi), kurang bertanggungjawab terhadap tugas dan kewajibannya. Ibrani  6:19 Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir.

–          Sombong, tinggi hati, congkak, merasa lebih dari orang lain, memandang rendah orang lain,

–          Iri dengki

–          Munafik, tidak konsisten, menyembunyikan dosa,

–          Tidak jujur, suka berdusta, suka mendengar hal-hal dusta/ fitnah/ gosip

–          Tidak adil

–          Tidak setia

–          Bebal, keras hati

–          Egois, tidak peduli dan tidak peka dengan penderitaan orang lain

–          Serakah, diperhamba materi/ uang

–          Kejam, sadis, senang dan terhibur jika orang lain menderita secara hebat

–          Amarah dan kegeraman, kebencian terhadap seseorang sehingga ada keinginan kuat untuk menyakiti seseorang atau senang jika orang yang dibenci menderita.

–          Dendam

Bersambung ke Bagian III.

MF, Palangka Raya

Juli 2013


APSINTUS (Bagian I)

I.      APSINTUS, RACUN YANG MEMATIKAN

Ayat penuntun:

Wahyu 8:10-11 “Lalu malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor, dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air. Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus, dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit.”

Apakah apsintus itu ? Bagaimana kira-kira gambaran keberadaannya dalam kehidupan seseorang ? Untuk jelasnya mari kita simak ilustrasi di bawah ini :

Budi adalah seorang karyawan yang sukses. Penghasilannya besar dan memiliki jabatan penting dalam organisasi profesi, badan sosial maupun organisasi keagamaan tempatnya beribadah. Pendidikannya cukup tinggi, lulusan perguruan tinggi terkenal di tanah air serta memiliki berbagai sertifikat keahlian profesi dari lembaga pendidikan di dalam dan luar negeri.  Dikaruniai wajah tampan dan penampilan yang menarik membantunya dalam peningkatan karir yang jauh lebih pesat dibanding rekan sebayanya. Isterinya juga tak kalah pandai dan menarik. Mereka dikaruniai 3 anak yang sehat dan serba berkecukupan. Budi juga seorang yang aktif di gereja tempatnya beribadah dan berjemaat. Semua aspek dalam kehidupannya tampak normal, tampak baik, bahkan jauh di atas rata-rata taraf hidup warga negara republik ini. Kebutuhannya akan materi, status dan aktualisasi diri terpenuhi dengan melimpah. Semua orang tampaknya akan berpendapat sama apabila ditanya tentang Budi yang populer ini. Orang-orang yang hanya melihat Budi dalam kehidupan sosialnya yang mapan, secara normal dengan berpatokan pada nilai yang umum berlaku akan menilai kurang lebih sama. Budi seorang yang mujur dan sukses. Semua yang diinginkan seorang pria ada padanya. Namun akan samakah penilaian yang akan diberikan oleh isterinya ? atau anak-anaknya ? Dalam angan-angan beginilah kira-kira pendapat orang lain tentang Budi.

Tuan Hengky (Atasan di kantor) : Budi seorang karyawan yang rajin, ulet dan jujur. Walaupun agak ambisius tetapi pada dasarnya ia menguntungkan bagi perusahaan.

Pak Viktor (Rekan kerja) : Walaupun prestasi kerja kami tidak jauh berbeda, namun penampilannya yang lebih meyakinkan membantu sekali bagi promosi karir Pak Budi. Terus terang saya iri dengan apa yang telah dicapainya.

Bu Heni (Rekan kerja) : Semua yang ada pada Pak Budi sepertinya semua baik. Tetapi saya merasa ada sesuatu yang aneh atau disembunyikannya. Masakan semuanya sesempurna itu ? Pernah beberapa kali saya merasa rikuh karena Pak Budi memandangi tubuh saya dengan cara yang kurang ajar dan membuat saya agak marah.

Mas Dul (Office boy) : Wah, Pak Budi hebat. Siapa yang tidak ingin seperti Pak Budi ? Punya segalanya, karir melesat, uang banyak, pokoknya hebat.

Namun, kira-kira bagaimana penilaian Saudara jika ternyata jawaban Isteri dan anak-anaknya ketika ditanya tentang Suami/ ayah mereka seperti ini :

Isteri Budi : Saya merasa amat terkekang. Mas Budi terlalu pencemburu, hal kecil atau bahkan tidak ada sesuatu yang cukup berarti bisa membuatnya marah besar karena cemburu. Saya pikir ia dihantui oleh pikirannya sendiri. Pergaulan saya sangat dibatasi, hampir-hampir tidak ada privasi dalam kehidupan saya. Saya tidak diijinkan bekerja  atau mengikuti perkumpulan wanita. Uang belanja terbatas untuk makan, saya tidak bisa mengekspresikan diri. Semua pendidikan dan kemampuan yang saya pupuk untuk berkarir tidak berguna. Sering saya bertanya-tanya, sampai kapan saya sanggup bertahan dalam situasi seperti ini ? kadang-kadang Mas Budi amat manis, tetapi seringkali ia marah dengan tak terkendali pada saya atau anak-anak, walaupun kesalahan anak-anak adalah hal biasa untuk usia mereka. Perilakunya bisa berubah amat drastis, ada sesuatu yang menyebabkannya seperti itu namun Mas Budi tak perNahum secara terbuka mau membicarakan permasalahannya. Apa yang membuatnya seperti itu ?

Adi (Anak sulung, 12 tahun) : Ayah amat menyayangi kami, tetapi sering sekali marah dan memukuli saya dan adik-adik dengan kegeraman yang menakutkan walaupun saya tidak sengaja melakukan kesalahan. Disiplin dan aturan yang dituntutnya dari saya terlalu menyulitkan saya. Saya jadi takut untuk bicara pada ayah.

Ani (Anak kedua, 9 tahun) : Ayah jahat pada saya. Saya tak dapat lupa caranya merobek-robek rapor saya karena ada nilai jelek. Akibatnya saya dimarahi Guru juga karena mengembalikan rapor dalam keadaan rusak.

Agus (Anak bungsu, 6 tahun) : Ibuuuuuuuu……… ada ayah. Agus takuuuuuut……

Ketika penilaian atas Pak Budi dikonfirmasikan dengannya secara langsung, ternyata jawaban Pak Budi seperti ini :

“Terserah saja atasan atau rekan kerja saya berpendapat tentang diri saya. Saya akui ada kebenaran penilaian mereka, tetapi saya bekerja keras untuk karir saya. Tentang penilaian keluarga saya, saya sedih dan kecewa karena perbuatan saya dianggap buruk. Saya akui mungkin saya salah, tetapi maksud saya baik. Pengekangan saya pada isteri karena saya takut ia selingkuh di belakang saya. Entah kenapa, tetapi saya sering menerima isyarat godaan dari wanita. Saya memang pernah mengkhianati isteri, namun setelah itu saya men Yesaya al dan tidak pernah mau melakukannya lagi sejak itu. Sedangkan perlakuan saya pada anak-anak saya pikir hal yang biasa. Saya ingin mereka disiplin dan berprestasi tinggi. Setiap pelanggaran harus dihukum setimpal. Begitulah dulunya saya dididik, dan buktinya saya cukup berhasil bukan ? Tentang cara saya memandang Bu Heni, saya akui waktu itu saya salah. Saya menyesal. Itu terjadi karena Bu Heni memang sering berpakaian agak menggoda dan saya terpengaruh juga dengan film porno yang baru saya tonton malam sebelumnya”

Mari kita kaji dialog imajiner di atas. kalau kita lihat, memang Budi adalah seorang yang berhasil di dalam pekerjaannya, tetapi ada masalah besar dalam keluarganya! Apakah penyebabnya? Ternyata yang membuat Budi bertindak demikian adalah “apsintus”, yaitu kepahitan, atau racun (ipuh) yang tersimpan dan mengakar dalam dirinya, sehingga bisa disebut akar pahit, karena kepahitan itu menghasilkan buah-buah pahit dan beracun lainnya yang diberikannya pada keluarganya, yaitu :

–        Akibat akar pahit atau apsintus dari perselingkuhan yang pernah dilakukannya, berbuah ketakutan kalau-kalau isterinya mengkhianatinya juga. Walaupun perselingkuhan itu sudah lama berakhir, tetapi akar pahit akibat perbuatan itu masih menghantuinya. Cemburu memberinya suatu kekuatiran dan rasa takut yang berlebihan sehingga membuatnya bertindak atau dengan kata lain menghasilkan buah beracun berupa tindakan yang menimbulkan perasaan pahit bagi isterinya. Itulah buah dari apsintus yang disimpannya.

–         Apsintus lainnya ada pada Budi karena ditanamkan oleh cara mendidik dari orang tuanya yang secara keliru dan terlalu keras menerapkan aturan disiplin kaku sehingga merusak jiwanya. Nilai-nilai yang ditanamkan oleh orang tua diterimanya sebagai hal yang benar, wajar dan sah-sah saja jika kemudian diterapkannya pada anak-anaknya. Pada waktu kecil Budi menerima didikan orang tuanya sebagai kepahitan, suatu ipuh yang tertanam mendalam hingga alam bawah sadarnya. Apsintus itu menjadi laten dan kemudian berbuah pahit yang mau tak mau diterima oleh anak-anaknya.

–         Dalam kasus pandangan Budi yang kurang ajar pada Bu Heni (yang kemudian disesalinya) ternyata disebabkan juga oleh pakaian Bu Heni yang agak menggoda dan film porno yang ditonton Budi malam sebelumnya, film yang mengeksploitasi tubuh wanita. Dalam hal ini kedua hal tersebut memberikan apsintus yang menjadi motif dan menimbulkan dorongan melakukan “pandangan kurang ajar” pada Budi.

Kiranya dari ilustrasi dan uraian di atas kita mulai bisa menangkap makna apsintus atau racun atau kepahitan yang ditimbulkannya. Dari satu akar pahit, berbuah menjalar dan terus menular, menebarkan benih racun kemana-mana.

Mari kita baca kutipan pada Wahyu 8:10-11 “Lalu malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor, dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air. Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus, dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit.”

Bagian Alkitab pada Wahyu 8:10 adalah satu-satunya ayat yang menyebutkan tentang apsintus. Apsintus adalah sebutan lain bagi Antikristus, arti katanya adalah ipuh atau racun. Anti dalam artian bertolak belakang, berlawanan, selalu bertentangan dengan segala yang diajarkan Tuhan Yesus Kristus. Rasanya pahit dan disebut dalam nats tersebut sebagai racun yang mematikan. Mengapa mematikan ? bagaimana masuknya kedalam hidup manusia ? (dalam hal ini apsintus bukan hanya masuk ke dalam tubuh, atau hanya jiwa, atau roh ? melainkan ke dalam hidup manusia dalam segala aspeknya, itulah sebabnya apsintus bukan hanya mematikan bagi umat yang menyimpan atau mengidapnya, tetapi karena siapapun yang mengidapnya membuahkan apsintus lain lewat buah-buah dalam bentuk perkataan, perbuatan, pikiran dan semua gerak-geriknya.

Akar pahit berbuah kepahitan. Dalam kejadian yang menimpa Budi ini, bisa kita lihat bahwa kepahitan yang ada padanya ada tiga macam yaitu :

–        Akar pahit akibat perselingkuhan (disebut akar karena telah berlangsung lama)

–        Akar pahit karena cara didik orang tua

–        Racun pahit karena tontonan film porno

Akar pahit selingkuh berbuah kecemburuan dan kuatir berlebihan, akar pahit yang kedua berbuah tindakan salah pada anak-anaknya (jika tidak ditangani dengan benar buah pahit ini dapat berbuah pahit lagi bagi generasi berikutnya), sedangkan buah pahit yang ketiga muncul karena Budi mengisi “sampah” pada pikirannya sehingga berbuah tindakan “sampah” pula, tindakan yang tidak mulia, rendah seperti sampah.

Lewat buah-buah inilah terjadi penularan yang tak dapat dihindari. Jika kepahitan yang ada pada Budi mungkin adalah amarah, maka buahnya adalah ucapan atau perilaku yang kasar, pedas atau menyakitkan hati orang lain. Akibat kata-kata tersebut menimbulkan pula kepahitan lain pada orang tersebut, dapat berupa kemarahan lagi, berbuah lagi diterima orang lain lagi sebagai suatu kepahitan, begitu terus seterusnya jika buah pahit tersebut diterima oleh orang yang suka menyimpan kepahitan dalam bentuk rasa dendam. selama kepahitan tersebut disimpannya, maka buah pahit pun akan keluar terus. Kapan berhentinya ? Ini akan berhenti hanya jika kepahitan tersebut sudah terbuang habis dan kepahitan baru lainnya bisa ditangkis. Apsintus sudah terlalu banyak dan mendalam persebarannya di sekeliling kita. Butuh daya tahan ekstra kuat untuk menangkalnya, dan penangkal itu hanya ada di dalam Tuhan Yesus Kristus.

SALIB KRISTUS PEMUNAH APSINTUS, UBAHKAN RACUN BUSUK JADI BUNGA NAN HARUM
SALIB KRISTUS PEMUNAH APSINTUS,
UBAHKAN RACUN BUSUK JADI BUNGA NAN HARUM

Bagaimana jika kepahitan tersebut sudah begitu lama dan mendalam ? Kita harus menggalinya, kemampuan kita sendiri amat terbatas untuk itu. Kita harus minta bantuan Roh kudus. Berikut kita akan menggali bagaimana Tuhan  Yesus mengajarkan pada kita cara-cara untuk mengatasi apsintus. Juga belajar dari cara tokoh-tokoh Alkitab baik yang jatuh akibat apsintus, maupun teladan dari para pahlawan iman yang pernah mengalami serangan akar pahit namun dapat mengatasi apsintus dan bahkan merubahnya menjadi berkat yang luar biasa. Bersambung ke Bagian II. MENGENALI APSINTUS (Cara apsintus menyusup, jenis-jenis apsintus, dst.)

MF, 2013