Gereja Pantekosta Serikat di Indonesia Jemaat Ungaran

Renungan

APSINTUS (Bagian II)

II. MENGENALI APSINTUS

A. SUMBER DAN CARA PENYUSUPAN APSINTUS

Mari kita kaji kembali Wahyu 8:10-11

Lalu malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor, dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air. Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus, dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit.”

Apsintus adalah nama lain Iblis. Apsintus bersumber dari Iblis. Berbagai bentuk pengaruh Iblis nampak di mana-mana dalam dunia ini. Dalam zaman modern ini, justru sedang terjadi kebangkitan hebat berbagai bentuk kepercayaan kepada Iblis dan pekerjaannya. Kita perlu mengetahui siapa dia.

Siapakah Iblis itu? Dia adalah malaikat yang telah jatuh, ciptaan Allah. Kedudukannya paling tinggi, dia diurapi untuk menaungi takhta Allah. Dia penuh hikmat sampai Kejahatan muncul dalam dirinya (Yehezkiel 28:15).

Allah tidak menciptakan Iblis sebagai makhluk jahat; dia menjadi demikian ketika oleh kehendak bebasnya sendiri dia kehilangan posisi dan statusnya. Dia mencoba menjadikan dirinya setara dengan Allah, bahkan merebut posisi Allah ( Yesaya  14:12-14). Kesombongan dan ambisi dirinya yang jahat itulah yang menjadi alasan mengapa dia dikeluarkan dari surga. Pemberontakannya itu diikuti oleh jutaan malaikat yang lebih rendah yang kini mengabdi dia sebagai pesuruh-pesuruhnya. Dia dikenal dengan banyak nama dan fungsi dalam Alkitab, di antaranya ialah: “lawanmu” (1Pet 5:8,9), “ilah zaman ini” (2 Korintus  4:4), “penguasa kerajaan angkasa” ( Efesus 2:1-3), “pendakwa saudara-saudara” (Wahyu 12:10; Ayub 1:6-12), “musuh” (Mat 13:39), “si pencoba” (Mat 4:3), singa yang mengaum-aum (1Pet 5:8-10), bapak segala dusta (Yohanes 8:44), penyesayat (Wahyu 12:9), pembunuh manusia (Yohanes 8:44).

Mengutamakan TUHAN & Dipulihkan

Mengutamakan TUHAN & Dipulihkan

Di manakah lingkup kekuasaan Iblis? Bukan di neraka dengan sebatang garpu raksasa! Dia bukan, dan tidak pernah akan menjadi penguasa neraka. Dia kelak akan menjadi salah satu korban neraka, yang sebenarnya disediakan khusus untuk dia dan pengikut-pengikutnya (Mat 25:41). Dia berjalan mengelilingi dan menjelajahi bumi (Ayub 1:6 dan Wahyu 12:10). Dia adalah “penguasa kerajaan angkasa”. ( Efesus 2:2)

Seperti apakah Iblis? Nama-namanya sebagaimana yang dibeberkan Alkitab seperti terurai di atas, menelanjangi sifat dan misinya. Berikut adalah tiga hal penting yang harus kita ingat:

  1. Iblis menipu, mengubah dirinya menyerupai “malaikat terang” ( 2 Korintus  11:14)
  2. Iblis mencobai, seperti yang dilakukannya pada  Yesus (Matius 4:1-11).
  3. Iblis menggelapkan pikiran orang yang tak beriman, agar mereka tidak dapat datang kepada terang (2 Kor 4:4).

Iblis senantiasa berusaha mengendalikan sistem dunia ini sebagai ilah zaman. 1Yohanes 2:16 membeberkan semangat zaman ini: “Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.”

Banyak lelucon dibuat tentang si iblis, tetapi iblis bukanlah lelucon! Dewasa ini, bahkan orang-orang terpelajar, belajar ilmu klenik dan okultisme. Banyak orang tidak sadar bahwa dirinya sedang mendekati Iblis. Mereka dikelabui, karena menurut  Yesus, Iblis adalah bapak pembohong terbesar di segala zaman. Dia disebut si pendusta. Untuk mencapai maksud-maksudnya, Iblis membutakan orang tentang kebutuhannya akan Kristus. Di dunia ini, ada dua kekuatan dahsyat sedang bekerja, kuat kuasa Kristus dan kuat kuasa jahat. Anda diminta untuk memilih salah satu di antaranya.

Berikut kita kaji caranya menyusup. Dalam Wahyu 8:10-11 disebutkan bahwa apsintus menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air, dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus, dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit.”

Apsintus masuk ke dalam kehidupan manusia melalui sungai dan mata air.  Sungai dan mata air seringkali dihubungkan dengan janji Tuhan mengenai berkat. Dengan kepandaian tipu muslihatnya Iblis menyusupkan apsintusnya lewat berkat yang kita terima. Siapakah manusia yang dalam hidupnya tidak memerlukan air? atau tidak memerlukan berkat Tuhan? Di sinilah dituntut kewaspadaan, hubungan yang erat dan kebertautan kita dengan Tuhan  Yesus yang tidak boleh terlepas sekejap pun.

Selanjutnya tentang sungai dikatakan dalam Alkitab akan arti penting dan betapa mudahnya manusia terkena apsintus dalam berhubungan dengan sungai. Berikut beberapa uraian mengenai sungai :

a. Sungai berguna untuk:

1. Menyediakan air minum bagi rakyat. Yeremia 2:18

2. Perniagaan.  Yesaya  23:3

3. Membasahi tanaman. Kejadian 2:10

4. Mandi. Kel 2:5

b. Tepi-tepi sungai terdapat :

1. Banyak ditumbuhi teberau. Kel 2:2,5

2. Banyak ditumbuhi pohon-pohon. Yehezkiel 47:7

3. Seringkali didatangi binatang buas. Yeremia 49:19

4. Seringkali didatangi burung merpati. Kidung Agung 5:12

5. Seringkali airnya meluap. Yosua 3:15; 1Tawarikh 12:15

6. Suatu tempat yang seringkali didatangi manusia. Mazmur 137:1

7. Biasanya subur sekali. Mazmur 1:3;  Yesaya  32:20

c. Kebun-kebun sering kali letaknya di tepi sungai – . Bilangan 24:6

d. Kota-kota sering kali didirikan di tepi sungai- . Mazmur 47:5; 137:1

e. Banyak sungai yang dapat di seberangi beberapa tempatnya. Kejadian 32:22; Yosua 2:7;  Yesaya  16:2

f.  Sungai melukiskan:

1. Kasih karunia yang berlimpah-limpah di dalam Kristus.  Yesaya  32:2; Yohanes 1:16

2. Pemberian dan kasih karunia Roh Kudus. Mazmur 46:5;  Yesaya  41:18; 43:19,20; Yohanes 7:38,39

3. Kelimpahan. Ayub 20:17; 29:6

4. Kesukaran yang sangat berat. Mazmur 69:3;  Yesaya  43:2

5. Orang yang menghindari hukuman.  Yesaya  23:10

6. ( sungai yang membanjir) keselamatan dan kekayaan orang-orang kudus.  Yesaya  66:12

7. (Pohon yang berbuah lebat di tepi sungai- ) kesejahteraan yang terus-menerus. Mazmur 1:3; Yeremia 17:8

8. (Sungai menjadi kering) hukuman Allah.  Yesaya  19:1-8; Yeremia 51:36; Nahum 1:4; Zakharia 10:11

9. (Sungai meluap) hukuman Allah.  Yesaya  8:7,8; 28:2,18; Yeremia 47:2

Betapa beragamnya pemanfaatan sungai dalam peradaban kehidupan manusia sehingga manusia bergantung pada sungai dan bagaimana sejarah duniaselama puluhan abad memperlihatkan bahwa peradaban-peradaban besar dunia terbentuk berkaitan dengan keberadaan sungai, telah menggambarkan bahwa sebenarnya peradaban dunia ini sudah dicengkeraman Iblis, kecuali bagi anak-anak Allah. Sungai yang dilukiskan pada Wahyu 8:10-11, dapat diartikan secara luas sebagai penyedia air minum bagi rakyat, tempat perniagaan, untuk membasahi tanaman, untuk mandi, sementara di tepi-tepi sungai terdapat  banyak ditumbuhi teberau, banyak ditumbuhi pohon-pohon, seringkali didatangi binatang buas, seringkali didatangi burung merpati,  seringkali airnya meluap, tempat yang seringkali didatangi manusia, biasanya subur sekali, kebun-kebun sering kali letaknya di tepi sungai, kota-kota sering kali didirikan di tepi sungai, banyak sungai yang dapat di seberangi beberapa tempatnya,  sungai melukiskan kasih karunia yang berlimpah-limpah di dalam Kristus, pemberian dan kasih karunia Roh Kudus,  kelimpahan,  kesukaran yang sangat berat, orang yang menghindari hukuman (sungai yang membanjir) keselamatan dan kekayaan orang-orang kudus (Pohon yang berbuah lebat di tepi sungai ) kesejahteraan yang terus-menerus. (Sungai menjadi kering) hukuman Allah, (Sungai meluap) hukuman Allah.

 

  1. B.    Jenis-jenis Apsintus

Tidak terhitung lagi sebenarnya jenis apsintus, karena semua benda dapat disusupinya. Semua komoditas yang berhubungan dengan manusia telah terjangkiti racun segala jaman ini. Kalau racun yang lajim kita kenal umumnya masuk lewat mulut, selaput mata, hidung (pernafasan), lubang pori-pori kulit, atau lewat luka terbuka lainnya, maka racun apsintus ini dapat masuk melalui seluruh indra manusia, juga tersimpan lebih mendalam dalam benak manusia, baik secara sadar maupun tak sadar. Baik berupa peragaan langsung, gambar, tulisan, film, baik yang berbentuk buku, majalah, koran, tabloid, video tape, VCD, radio, tape, kaset, TV, internet, komputer, telepon genggam dan sebagainya. Kemajuan teknologi informasi adalah juga arus sungai maha hebat (yang tepinya banyak ditumbuhi “pohon-pohon” ==> (manusia), seringkali didatangi “binatang buas”==> (Iblis), seringkali didatangi “burung merpati ==> (Roh Kudus), seringkali airnya meluap, tempat yang seringkali “didatangi manusia”, biasanya “subur sekali”==> (banyak berkat), “kebun-kebun” ==> (tempat usaha/ kerja) sering kali letaknya di tepi sungai, “kota-kota” ==> (pusat peradaban) sering kali didirikan di tepi sungai, banyak sungai yang “dapat di seberangi”==> (sarana transportasi/ komunikasi) beberapa tempatnya) yang digunakan oleh Iblis menyebarkan apsintusnya bagi semua orang yang dapat dijangkaunya.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa dalam kebudayaan Timur kita, keterbukaan pada hal-hal batin membuat masyarakat sangat terbuka pada pengaruh okultisme. Gejala ini tanpa terkecuali melanda peradaban kota dan kalangan intelektual atas. Kekosongan rohani yang tidak terisi oleh kemajuan zaman, membuat kecenderungan balik pada okultisme menjadi makin kuat. Okultisme merupakan gejala kemerosotan suatu peradaban.

Istilah “occult” sendiri sangat samar, mencakup secara luas hal-hal yang dianggap rahasia, tersembunyi, mistik dan metafisik dan sering dianggap menyangkut perkara-perkara di luar indra biasa. Pada umumnya, hal-hal berikut ini dianggap tercakup dalam okultisme:

  • Spiritisme: Kepercayaan bahwa manusia dapat berhubungan dengan orang  mati dalam rangka mencari wahyu dari dunia seberang sana.
  • Clairvoyance: Kepercayaan bahwa orang tertentu memiliki kemampuan ekstra indra, yang membuatnya sanggup melihat yang tidak nampak jelas.
  • Peramal nasib: Meramalkan nasib atau masa depan dengan melihat telapak tangan, kartu, daun teh, dan sebagainya.
  • Astrologi: Kepercayaan bahwa masa depan dapat dibaca dengan mempelajari letak dan hubungan matahari, bulan, bintang-bintang dan  planet-planet.
  • Horoskop: Perkembangan astrologi yang meramal berdasarkan peta zodiac. Nasehat-nasehat diberikan (biasanya dalam majalah dan surat kabar) berdasarkan ramalan peristiwa-peristiwa masa depan.
  • Pedukunan: Sistem agama sesat ini berakar pada kebiasaan-kebiasaan dan    kepercayaan kuno. Dukun-dukun dengan suasana, upacara, alat, mantera dan syarat tertentu, berdasarkan kitab-kitab gaibnya, menyatakan diri sanggup berhubungan dan mengendalikan kekuatan-kekuatan gaib.

Sebagian orang yang terlibat dalam praktek kepercayaan di atas, terlibat pula dalam penyalahgunaan obat dan pelanggaran susila.

Alkitab melarang keterlibatan dalam Occult: “Di antaramu janganlah didapati seorang pun yang mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api, ataupun seorang yang menjadi petenung, seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir, seorang pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati. Sebab setiap orang yang melakukan hal-hal ini adalah kejian bagi Tuhan, dan oleh karena kekejian-kekejian inilah Tuhan, Allahmu, menghalau mereka dari hadapan Tuhan, Allahmu.” (Ul 18:10-12).

“Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu  seperti yang telah kubuat dahulu  bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.”  (Galatia  5:19-21).

“Demikianlah Saul mati karena perbuatannya yang tidak setia terhadap Tuhan, oleh karena ia tidak berpegang pada firman Tuhan, dan juga karena ia telah meminta petunjuk dari arwah, dan tidak meminta petunjuk Tuhan. Sebab itu Tuhan membunuh dia dan menyerahkan jabatan raja itu kepada Daud bin Isai.” (1Tawarikh 10:13,14).

Wahyu 21:8 menghakimi mereka yang melakukan kebiasaan magis. Dalam  Yesaya ayat 47:11-15, Tuhan menyebut suatu daftar panjang kebiasaan-kebiasaan occult bangsa itu.

Dari bukti Alkitab, dapat kita simpulkan bahwa segala sesuatu yang membuat kita menyimpang atau berpaling dari Allah haruslah ditolak.

C.    Ciri-ciri Pengidap Apsintus

Berikut adalah tanda-tandanya seseorang yang mengidap apsintus. Bukan berarti bahwa si pengidap harus memiliki salah satu atau keseluruhan ciri-ciri di bawah ini, bisa saja ciri-ciri ini nyaris tidak tampak sama sekali. Tersamarkan oleh berbagai hal dan upaya hebat. Biarkan hati anda menjadi lebih peka dengan tuntunan hikmat Tuhan menilai diri sendiri.

1. KEMUNDURAN, KELESUAN ROHANI              

Seorang pengidap apsintus akan mengalami kemunduran dan kelesuan rohani. Seandainyapun si pengidap tetap rajin bergereja, maka ada suatu beban yang menghambat dan menghalangi pertumbuhannya sehingga pengidap apsintus sulit jadi dewasa, doanya terhambat. Tuhan  Yesus ajarkan pengampunan sebagai langkah penting danam berdoa. Namun bagi si pengidap apsintus, pengampunan adalah kata yang terlalu mahal untuk diberikan begitu saja bagi seseorang yang pernah menyakiti hatinya. Baginya dendam, kebencian, kegeraman, iri hati, kemunafikan, kata-kata pedas dan melukai hati adalah rangkaian kata yang tepat untuk diberikan pada orang yang telah membuatnya menyimpan kepahitan ini walaupun ia harus mempertaruhkan keselamatan jiwanya untuk bisa dipuaskan dendam dan sakit hatinya (walaupun ternyata dendam dan sakit hati itu takkan pernah bisa mencapai suatu ukuran kepuasan, ini tipuan Iblis saja).

Kasus yang akan kita bahas ini menyangkut soal kegagalan moral atau rohani. Kasusnya bisa sangat berat, sampai seseorang kehilangan persekutuannya dengan Tuhan, menjadi dingin dan acuh terhadap kerohanian, atau bahkan menjadi murtad.

Berikut adalah beberapa tahap kemunduran rohani:

  1. Murtad: Seseorang menjadi murtad karena menolak kebenaran Allah yang dinyatakan di dalam Firman Tuhan dan dalam Putra-Nya, secara sengaja.
  2. Dosa-dosa daging:  Seseorang dihanyutkan oleh nafsunya sendiri dan terpikat untuk berdosa. Di antaranya pelanggaran susila, mabuk, membunuh, dan sebagainya.
  3. Dosa-dosa roh: (Paling banyak terdapat pada orang Kristen). Pertama adalah kesuaman rohani  ketiadaan tanggung jawab di hadapan Allah dan kepada gereja-Nya, yang membuat hidup dan pelayanannya menjadi tidak bermanfaat dan tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Bisa juga dimasukkan ke dalamnya, dosa berdusta, menipu, gosip, iri hati, pementingan diri sendiri, cemburu, dan sebagainya. (lihat Galatia 5:19-21).

Faktor-faktor penyebab Kemunduran:

  1. Kekecewaan atas ketidaksesuaian hidup orang Kristen lain, entah yang sungguh disaksikan atau hanya terkilas di pikiran.
  2. Hubungan dengan Kristus secara asal-asalan, atau mengikut “dari jauh”, dan melupakan kepentingan Firman Tuhan, doa dan kesaksian dalam hidup Kristen.
  3. Ketidaktahuan tentang makna konkrit tanggung jawab dan tindakan yang  rohani.
  4. Ketidaktaatan kepada kehendak yang Allah nyatakan dalam hidupku.
  5. Dosa yang disengaja dan yang terus tidak diakui. Kita perlu sadar bahwa setiap orang bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya di hadapan Tuhan.  Ini menuntut pertobatan dan pengakuan.

Pada saat kita lahir, kiri-kanan, atas-bawah kita sudah dipenuhi berbagai hal yang baik dan buruk. Karena ketidakberdayaan bayi, orang tualah yang memilihkan segala sesuatu bagi anak-anaknya. Orang tualah yang menyediakan pengalaman baik atau buruk, teladan yang baik atau buruk. Ruang lingkup “kebiasaan-kebiasaan buruk” sedemikian luas, meliputi segala kelakuan jelek yang menghalangi pertumbuhan Kristen kita atau yang mengganggu orang lain. Di dalamnya termasuk dosa-dosa sikap batin seperti iri, cemburu, dendam, gosip, dusta, mengkritik orang, pementingan diri, tidak sabar, pertengkaran, mengulur-ulur waktu, dan sebagainya. Atau, bisa juga kebiasaan-kebiasaan yang berhubungan dengan keinginan yang tak terkendali: makan, minum, belanja, membaca, melihat gambar porno, kerja berlebihan, berkhayal, pikiran jahat, masturbasi, menyumpah, dan lain sebagainya.

Apa yang kita baca, lihat, dengar, khayalkan, pikirkan, adalah jalan masuknya apsintus. Kemudian dengan memori sesuai apa yang kita baca, lihat, dengar, khayalkan, pikirkan itulah keluar tindakan, buah pikiran, perkataan sesuai dengan input dan proses. Hal yang baik, benar dan mulia atau racun dan kotoran yang pahit serta mematikan? Waspadailah apa yang Saudara baca, lihat, dengar, tonton, dengan demikian akan lebih mudah Saudara menjaga hati, pikiran, kaki, tangan, mulut, lidah dan bibir.

Masalah kebiasaan buruk berkaitan erat dengan perintah Firman Tuhan agar orang Kristen “hidup dalam hidup yang baru” ( Roma 6:4). Sementara kita berserah kepada Tuhan, meminta Dia menyelidik hati kita dan menyatakan hal-hal yang tidak memperkenan Dia (Mazmur 139:23,24), kita akan mulai melihat banyak hal buruk yang perlu dibereskan. Hal terpenting yang harus diingat tentang kebiasaan-kebiasaan buruk, ialah bahwa Allah tidak berkenan padanya dan bahwa Dia dapat menolong mematahkannya dan memberi kemungkinan-kemungkinan baru.

Tak seorangpun dari kita yang tak mungkin lagi berubah. Pekerjaan Injil, khususnya adalah merubah (2 Korintus  5:17). Kita tahu bahwa Allah dapat bekerja dalam hidup kita, menjadikannya sesuai dengan yang disukai-Nya. “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus  Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.” (Efesus  2:10).

“Kekuatan yang memberi kita kemenangan, terus-menerus kita timba dari Kristus… Orang Kristen kini memiliki sumber-sumber yang memungkinkannya hidup mengatasi dunia. Alkitab mengajarkan bahwa orang yang lahir dari Allah tidak lagi berbuat dosa.”

Kesepian dan takut akan kesendirian adalah salah satu gejala yang dialami oleh seorang penderita apsintus. Walaupun tampaknya si pengidap berada dalam lingkungan yang penuh hura-hura dan keramaian, itu lebih sebagai upayanya mengatasi kesepian sebagai salah satu gejala yang ditimbulkan oleh adanya apsintus yang membuat pahit hidupnya. Kesepian adalah kesadaran pedih bahwa seseorang kurang memiliki hubungan yang dekat dan berarti dengan orang lain. Kekurangan tadi menimbulkan perasaan pahit akibat kekosongan, sedih, pengasingan diri bahkan keputusasaan. Apsintus yang menyerang citra diri dalam bentuk perasaan ditolak dan citra diri yang rendah mengembang, karena si pengidap terhalang dalam bergaul, atau merasa tersisih dan tidak disukai, betapapun kerasnya ia berusaha.

Keadaan masyarakat di mana kita hidup, menambah masalah kesepian. Untuk sementara orang, sulit sekali mengembangkan identitas dan hubungan yang berarti di tengah rimba birokrasi, spesialisasi, pengorganisasian dan kompetisi. Keberadaan seseorang sebagai suatu individu yang masing-masing memiliki keunikan tenggelam dalam norma-norma kehidupan modern yang semakin menunjukkan karakter materialisme. Segala sesuatu semakin memiliki kecenderungan untuk diukur menurut nilai materi, sukses atau gagal, mulia atau tidak, mulia atau hina, baik atau buruk dan akhirnya hakekat benar atau salah dalam konteks hukum dan keadilan pun kini memiliki ukuran ganda, ukuran pada kitab perundang-undangan dan ukuran untung-rugi secara materi atau suap. Masyarakat yang terus bergerak dan berubah, cenderung membuat orang merasa tak berakar dan sendiri.

Kesepian dapat melukai diri. Beberapa orang merasa sulit berkomunikasi dengan sesamanya atau kurang keyakinan karena mereka memiliki citra diri yang buruk. Ada pula yang menginginkan kebersamaan, tetapi keinginan untuk memiliki kepentingan dan pengaturan diri sendiri, menghalanginya mengembangkan hubungan-hubungan yang bermakna. Ketakutannya untuk membuka keberadaan batinnya telah membuat semacam kelumpuhan sosial.

“Manusia yang terpisah dari Allah akan merasa hidupnya sepi arti dan mengalami kesunyian yang mencekam. Cukup banyak orang memikul beban duka, kuatir, pedih dan kecewa; tetapi kesepian terdalam dialami orang yang tenggelam dalam dosa.”

Salah satu akibat kejtuhan ialah manusia menjadi terasing dari Allah. Keterasingan itu membuat Adam dan Hawa bersembunyi dari Allah dan berusaha menutup diri. Mungkin tiga keadaan ini, membantu kita mengerti keadaan orang yang kesepian. Keadaan rohani kita dapat diungkapkan sebagai berikut: “Manusia dicipta dengan suatu tempat khusus untuk Allah di hatinya, yang hanya Allah mampu mengisinya.”

Hanya jika kita mendapatkan Kristus, kita akan mampu mengatasi kesempitan diri kita dan mengembangkan perspektif hidup yang akan mengurangi kepahitan apsintus akibat pedihnya kesepian. Pemazmur bersukacita atas perbuatan Allah dalam hidupnya, “Ia menyegarkan jiwaku.” (Mazmur 23:2). Penyegaran ini menyingkirkan sebab-sebab keterasingan kita. “Kamu … dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya.”  (Kolose  1:21,22). Juga akibat lainnya ialah, hidup kita didiami Roh Kudus. “Atau tidak tahukah kamu bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah,  dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?” ( 1 Korintus  6:19). Jadi, kita menjadi utuh di dalam Dia. “Dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia, Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa.”  (Kolose  2:10).

Suatu ciri lain pengidap apsintus adalah mencari pelarian yang salah dan menyesatkan. Sering kita mendengar dalih-dalih pencandu narkoba atau alkohol adalah “menenangkan pikiran” atau “supaya tidak mengingat-ingat masalah” atau dalih dari penggemar hiburan malam yang sarat apsintus di bar, pub atau diskotik : “untuk refreshing” apakah benar setelah melakukan itu semua diperoleh kondisi “fresh” ? Apa bukan sebaliknya ? Hasil dari pelarian tersebut hanya mempertegas ciri-ciri adanya apsintus dalam diri seseorang yaitu : “Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu  seperti yang telah kubuat dahulu  bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.”  (Galatia  5:19-21).

Suatu pohon berbuah lebat atau tidak, dapat dilihat secara kasat mata. Seperti halnya suatu buah dapat dikenali dari ukuran, bentuk, warna, rasa dan berbagai ciri-ciri. Secara sederhana berikut diuraikan mengenai ciri-ciri pengidap apsintus, dari ciri-ciri yang ada ini Saudara dapat menilai (dimulai dengan diri sendiri) buah-buahnya, apakah buah-buah tersebut memiliki atau mengandung ciri-ciri di bawah ini. Gambaran mengenai ciri-ciri dari adanya endapan apsintus dalam suatu pribadi ditandai salah satu atau beberapa dari sifat di bawah ini :

–          Tidak percaya Tuhan (bimbang, ragu, tidak yakin, dan istilah-istilah lainnya yang menggambarkan perasaan tidak percaya akan kuasa Tuhan). Manifestasinya dalam kehidupan dapat berupa : mengutamakan sesuatu hal atau benda serta menomorduakan Tuhan, atau menuhankan sesuatu selain Tuhan. Tindakannya lebih bersandar pada materi, hati dan pengharapannya pun terletak pada materi. Termasuk dalam kontinum ini yaitu kepercayaan yang mudah goyah atau bimbang mengenai apa yang pernah diyakininya sebagai sesuatu yang benar. Tindakan ini disebut dalam Alkitab sebagai mencobai Tuhan. Salah satu contoh tentang hal ini terdapat pada Keluaran 17:7 : Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan: “Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?”

–          Takut (kuatir, cemas, dan istilah-istilah yang menggambarkan keadaan diri yang dipengaruhi oleh perasaan takut akan sesuatu). Manifestasinya adalah sikap tidak berpendirian, tidak berani, tidak percaya diri, minder, jika tidak segera dipulihkan hal ini dapat menimbulkan gangguan kejiwaan yang dapat membuat kondisi fisik memburuk. Apsintus dalam diri seseorang yang dikuasai rasa takut dapat mendorongnya berbuat secara pengecut, antara lain dikiaskan dengan perbuatan : lempar batu sembunyi tangan, menikam dari belakang, menggunting dalam lipatan, dan sebagainya. Seseorang yang memiliki Roh Kudus dalam dirinya tidak dikuasai perasaan takut. II Timotius  1:7 : Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.

–          Tidak sabar (tidak tekun, tidak tahan uji, mudah menyerah, dan istilah sejenisnya yang menyiratkan keadaan seseorang yang menginginkan segala sesuatu berlangsung secepat yang diinginkannya dan apabila tidak sesuai dengan maksudnya sendiri maka sikapnya menjadi goyah atau bahkan berbalik). Manifestasinya adalah sikap putus asa dan mudah kehilangan harapannya, dalam kehidupan seseorang tergambar dari perbuatan yang suka mengambil jalan pintas, melakukan segala sesuatu secara tidak bermutu (asal jadi), kurang bertanggungjawab terhadap tugas dan kewajibannya. Ibrani  6:19 Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir.

–          Sombong, tinggi hati, congkak, merasa lebih dari orang lain, memandang rendah orang lain,

–          Iri dengki

–          Munafik, tidak konsisten, menyembunyikan dosa,

–          Tidak jujur, suka berdusta, suka mendengar hal-hal dusta/ fitnah/ gosip

–          Tidak adil

–          Tidak setia

–          Bebal, keras hati

–          Egois, tidak peduli dan tidak peka dengan penderitaan orang lain

–          Serakah, diperhamba materi/ uang

–          Kejam, sadis, senang dan terhibur jika orang lain menderita secara hebat

–          Amarah dan kegeraman, kebencian terhadap seseorang sehingga ada keinginan kuat untuk menyakiti seseorang atau senang jika orang yang dibenci menderita.

–          Dendam

Bersambung ke Bagian III.

MF, Palangka Raya

Juli 2013


APSINTUS (Bagian I)

I.      APSINTUS, RACUN YANG MEMATIKAN

Ayat penuntun:

Wahyu 8:10-11 “Lalu malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor, dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air. Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus, dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit.”

Apakah apsintus itu ? Bagaimana kira-kira gambaran keberadaannya dalam kehidupan seseorang ? Untuk jelasnya mari kita simak ilustrasi di bawah ini :

Budi adalah seorang karyawan yang sukses. Penghasilannya besar dan memiliki jabatan penting dalam organisasi profesi, badan sosial maupun organisasi keagamaan tempatnya beribadah. Pendidikannya cukup tinggi, lulusan perguruan tinggi terkenal di tanah air serta memiliki berbagai sertifikat keahlian profesi dari lembaga pendidikan di dalam dan luar negeri.  Dikaruniai wajah tampan dan penampilan yang menarik membantunya dalam peningkatan karir yang jauh lebih pesat dibanding rekan sebayanya. Isterinya juga tak kalah pandai dan menarik. Mereka dikaruniai 3 anak yang sehat dan serba berkecukupan. Budi juga seorang yang aktif di gereja tempatnya beribadah dan berjemaat. Semua aspek dalam kehidupannya tampak normal, tampak baik, bahkan jauh di atas rata-rata taraf hidup warga negara republik ini. Kebutuhannya akan materi, status dan aktualisasi diri terpenuhi dengan melimpah. Semua orang tampaknya akan berpendapat sama apabila ditanya tentang Budi yang populer ini. Orang-orang yang hanya melihat Budi dalam kehidupan sosialnya yang mapan, secara normal dengan berpatokan pada nilai yang umum berlaku akan menilai kurang lebih sama. Budi seorang yang mujur dan sukses. Semua yang diinginkan seorang pria ada padanya. Namun akan samakah penilaian yang akan diberikan oleh isterinya ? atau anak-anaknya ? Dalam angan-angan beginilah kira-kira pendapat orang lain tentang Budi.

Tuan Hengky (Atasan di kantor) : Budi seorang karyawan yang rajin, ulet dan jujur. Walaupun agak ambisius tetapi pada dasarnya ia menguntungkan bagi perusahaan.

Pak Viktor (Rekan kerja) : Walaupun prestasi kerja kami tidak jauh berbeda, namun penampilannya yang lebih meyakinkan membantu sekali bagi promosi karir Pak Budi. Terus terang saya iri dengan apa yang telah dicapainya.

Bu Heni (Rekan kerja) : Semua yang ada pada Pak Budi sepertinya semua baik. Tetapi saya merasa ada sesuatu yang aneh atau disembunyikannya. Masakan semuanya sesempurna itu ? Pernah beberapa kali saya merasa rikuh karena Pak Budi memandangi tubuh saya dengan cara yang kurang ajar dan membuat saya agak marah.

Mas Dul (Office boy) : Wah, Pak Budi hebat. Siapa yang tidak ingin seperti Pak Budi ? Punya segalanya, karir melesat, uang banyak, pokoknya hebat.

Namun, kira-kira bagaimana penilaian Saudara jika ternyata jawaban Isteri dan anak-anaknya ketika ditanya tentang Suami/ ayah mereka seperti ini :

Isteri Budi : Saya merasa amat terkekang. Mas Budi terlalu pencemburu, hal kecil atau bahkan tidak ada sesuatu yang cukup berarti bisa membuatnya marah besar karena cemburu. Saya pikir ia dihantui oleh pikirannya sendiri. Pergaulan saya sangat dibatasi, hampir-hampir tidak ada privasi dalam kehidupan saya. Saya tidak diijinkan bekerja  atau mengikuti perkumpulan wanita. Uang belanja terbatas untuk makan, saya tidak bisa mengekspresikan diri. Semua pendidikan dan kemampuan yang saya pupuk untuk berkarir tidak berguna. Sering saya bertanya-tanya, sampai kapan saya sanggup bertahan dalam situasi seperti ini ? kadang-kadang Mas Budi amat manis, tetapi seringkali ia marah dengan tak terkendali pada saya atau anak-anak, walaupun kesalahan anak-anak adalah hal biasa untuk usia mereka. Perilakunya bisa berubah amat drastis, ada sesuatu yang menyebabkannya seperti itu namun Mas Budi tak perNahum secara terbuka mau membicarakan permasalahannya. Apa yang membuatnya seperti itu ?

Adi (Anak sulung, 12 tahun) : Ayah amat menyayangi kami, tetapi sering sekali marah dan memukuli saya dan adik-adik dengan kegeraman yang menakutkan walaupun saya tidak sengaja melakukan kesalahan. Disiplin dan aturan yang dituntutnya dari saya terlalu menyulitkan saya. Saya jadi takut untuk bicara pada ayah.

Ani (Anak kedua, 9 tahun) : Ayah jahat pada saya. Saya tak dapat lupa caranya merobek-robek rapor saya karena ada nilai jelek. Akibatnya saya dimarahi Guru juga karena mengembalikan rapor dalam keadaan rusak.

Agus (Anak bungsu, 6 tahun) : Ibuuuuuuuu……… ada ayah. Agus takuuuuuut……

Ketika penilaian atas Pak Budi dikonfirmasikan dengannya secara langsung, ternyata jawaban Pak Budi seperti ini :

“Terserah saja atasan atau rekan kerja saya berpendapat tentang diri saya. Saya akui ada kebenaran penilaian mereka, tetapi saya bekerja keras untuk karir saya. Tentang penilaian keluarga saya, saya sedih dan kecewa karena perbuatan saya dianggap buruk. Saya akui mungkin saya salah, tetapi maksud saya baik. Pengekangan saya pada isteri karena saya takut ia selingkuh di belakang saya. Entah kenapa, tetapi saya sering menerima isyarat godaan dari wanita. Saya memang pernah mengkhianati isteri, namun setelah itu saya men Yesaya al dan tidak pernah mau melakukannya lagi sejak itu. Sedangkan perlakuan saya pada anak-anak saya pikir hal yang biasa. Saya ingin mereka disiplin dan berprestasi tinggi. Setiap pelanggaran harus dihukum setimpal. Begitulah dulunya saya dididik, dan buktinya saya cukup berhasil bukan ? Tentang cara saya memandang Bu Heni, saya akui waktu itu saya salah. Saya menyesal. Itu terjadi karena Bu Heni memang sering berpakaian agak menggoda dan saya terpengaruh juga dengan film porno yang baru saya tonton malam sebelumnya”

Mari kita kaji dialog imajiner di atas. kalau kita lihat, memang Budi adalah seorang yang berhasil di dalam pekerjaannya, tetapi ada masalah besar dalam keluarganya! Apakah penyebabnya? Ternyata yang membuat Budi bertindak demikian adalah “apsintus”, yaitu kepahitan, atau racun (ipuh) yang tersimpan dan mengakar dalam dirinya, sehingga bisa disebut akar pahit, karena kepahitan itu menghasilkan buah-buah pahit dan beracun lainnya yang diberikannya pada keluarganya, yaitu :

–        Akibat akar pahit atau apsintus dari perselingkuhan yang pernah dilakukannya, berbuah ketakutan kalau-kalau isterinya mengkhianatinya juga. Walaupun perselingkuhan itu sudah lama berakhir, tetapi akar pahit akibat perbuatan itu masih menghantuinya. Cemburu memberinya suatu kekuatiran dan rasa takut yang berlebihan sehingga membuatnya bertindak atau dengan kata lain menghasilkan buah beracun berupa tindakan yang menimbulkan perasaan pahit bagi isterinya. Itulah buah dari apsintus yang disimpannya.

–         Apsintus lainnya ada pada Budi karena ditanamkan oleh cara mendidik dari orang tuanya yang secara keliru dan terlalu keras menerapkan aturan disiplin kaku sehingga merusak jiwanya. Nilai-nilai yang ditanamkan oleh orang tua diterimanya sebagai hal yang benar, wajar dan sah-sah saja jika kemudian diterapkannya pada anak-anaknya. Pada waktu kecil Budi menerima didikan orang tuanya sebagai kepahitan, suatu ipuh yang tertanam mendalam hingga alam bawah sadarnya. Apsintus itu menjadi laten dan kemudian berbuah pahit yang mau tak mau diterima oleh anak-anaknya.

–         Dalam kasus pandangan Budi yang kurang ajar pada Bu Heni (yang kemudian disesalinya) ternyata disebabkan juga oleh pakaian Bu Heni yang agak menggoda dan film porno yang ditonton Budi malam sebelumnya, film yang mengeksploitasi tubuh wanita. Dalam hal ini kedua hal tersebut memberikan apsintus yang menjadi motif dan menimbulkan dorongan melakukan “pandangan kurang ajar” pada Budi.

Kiranya dari ilustrasi dan uraian di atas kita mulai bisa menangkap makna apsintus atau racun atau kepahitan yang ditimbulkannya. Dari satu akar pahit, berbuah menjalar dan terus menular, menebarkan benih racun kemana-mana.

Mari kita baca kutipan pada Wahyu 8:10-11 “Lalu malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor, dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air. Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus, dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit.”

Bagian Alkitab pada Wahyu 8:10 adalah satu-satunya ayat yang menyebutkan tentang apsintus. Apsintus adalah sebutan lain bagi Antikristus, arti katanya adalah ipuh atau racun. Anti dalam artian bertolak belakang, berlawanan, selalu bertentangan dengan segala yang diajarkan Tuhan Yesus Kristus. Rasanya pahit dan disebut dalam nats tersebut sebagai racun yang mematikan. Mengapa mematikan ? bagaimana masuknya kedalam hidup manusia ? (dalam hal ini apsintus bukan hanya masuk ke dalam tubuh, atau hanya jiwa, atau roh ? melainkan ke dalam hidup manusia dalam segala aspeknya, itulah sebabnya apsintus bukan hanya mematikan bagi umat yang menyimpan atau mengidapnya, tetapi karena siapapun yang mengidapnya membuahkan apsintus lain lewat buah-buah dalam bentuk perkataan, perbuatan, pikiran dan semua gerak-geriknya.

Akar pahit berbuah kepahitan. Dalam kejadian yang menimpa Budi ini, bisa kita lihat bahwa kepahitan yang ada padanya ada tiga macam yaitu :

–        Akar pahit akibat perselingkuhan (disebut akar karena telah berlangsung lama)

–        Akar pahit karena cara didik orang tua

–        Racun pahit karena tontonan film porno

Akar pahit selingkuh berbuah kecemburuan dan kuatir berlebihan, akar pahit yang kedua berbuah tindakan salah pada anak-anaknya (jika tidak ditangani dengan benar buah pahit ini dapat berbuah pahit lagi bagi generasi berikutnya), sedangkan buah pahit yang ketiga muncul karena Budi mengisi “sampah” pada pikirannya sehingga berbuah tindakan “sampah” pula, tindakan yang tidak mulia, rendah seperti sampah.

Lewat buah-buah inilah terjadi penularan yang tak dapat dihindari. Jika kepahitan yang ada pada Budi mungkin adalah amarah, maka buahnya adalah ucapan atau perilaku yang kasar, pedas atau menyakitkan hati orang lain. Akibat kata-kata tersebut menimbulkan pula kepahitan lain pada orang tersebut, dapat berupa kemarahan lagi, berbuah lagi diterima orang lain lagi sebagai suatu kepahitan, begitu terus seterusnya jika buah pahit tersebut diterima oleh orang yang suka menyimpan kepahitan dalam bentuk rasa dendam. selama kepahitan tersebut disimpannya, maka buah pahit pun akan keluar terus. Kapan berhentinya ? Ini akan berhenti hanya jika kepahitan tersebut sudah terbuang habis dan kepahitan baru lainnya bisa ditangkis. Apsintus sudah terlalu banyak dan mendalam persebarannya di sekeliling kita. Butuh daya tahan ekstra kuat untuk menangkalnya, dan penangkal itu hanya ada di dalam Tuhan Yesus Kristus.

SALIB KRISTUS PEMUNAH APSINTUS, UBAHKAN RACUN BUSUK JADI BUNGA NAN HARUM
SALIB KRISTUS PEMUNAH APSINTUS,
UBAHKAN RACUN BUSUK JADI BUNGA NAN HARUM

Bagaimana jika kepahitan tersebut sudah begitu lama dan mendalam ? Kita harus menggalinya, kemampuan kita sendiri amat terbatas untuk itu. Kita harus minta bantuan Roh kudus. Berikut kita akan menggali bagaimana Tuhan  Yesus mengajarkan pada kita cara-cara untuk mengatasi apsintus. Juga belajar dari cara tokoh-tokoh Alkitab baik yang jatuh akibat apsintus, maupun teladan dari para pahlawan iman yang pernah mengalami serangan akar pahit namun dapat mengatasi apsintus dan bahkan merubahnya menjadi berkat yang luar biasa. Bersambung ke Bagian II. MENGENALI APSINTUS (Cara apsintus menyusup, jenis-jenis apsintus, dst.)

MF, 2013


Tentang Berpuasa

Berikut ini disajikan beberapa artikel pilihan Tentang Berpuasa yang ditulis oleh beberapa hamba-Nya. Pada Bagian I ini ditampilkan tulisan Ps. Jonathan Setiawan, untuk itu kami mengucapkan terima kasih atas pelayanannya.  Tuhan Yesus Kristus memberkati.

Kuat & berani di dalam TUHAN

BERPUASA MENUMBUHKAN WIBAWA DALAM PEPERANGAN KITA DI ALAM ROH

Sampai saat ini banyak umat kristen yang belum pernah berpuasa sekalipun selama hidupnya, hal ini terjadi karena tidak adanya pengajaran yang benar tentang puasa dari gereja-gereja . Bahkan para pendeta sendiri banyak yang tidak pernah atau jarang melakukan puasa dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Sebenarnya puasa merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh seluruh umat kristen, memang dalam Perjanjian Baru tidak disebutkan secara khusus kapan waktu untuk berpuasa dan berapa lama kita sebagai umat kristen harus berpuasa. Tetapi banyak ayat dalam Perjanjian Baru yang menjelaskan bahwa Yesus Kristus dan murid-muridNya menjalankan puasa secara rutin dalam pelayanan mereka.

Bangsa Israel sebagai bangsa pilihan Tuhan sudah melakukan puasa sejak jaman dahulu kala, bahkan puasa tersebut merupakan ketetapan yang dikeluarkan langsung oleh Tuhan dan harus dilaksanakan minimal 1 (satu) kali dalam setahun pada hari raya Pendamaian atau kita kenal dengan nama Yom Kippur

Arti dari puasa adalah berpantang (sebagian atau seluruhnya) makanan dan minuman secara sukarela, dengan tujuan untuk merendahkan diri dihadapan Tuhan, atau mencari kehendak Tuhan.

Imamat:16:29-31
“Peraturan-peraturan ini harus ditaati untuk selama-lamanya. Pada tanggal sepuluh bulan tujuh, orang Israel dan orang asing yang menetap di antara mereka harus berpuasa dan dilarang bekerja, karena hari ini hari yang sangat suci. Pada hari itu harus dilakukan upacara untuk menyucikan bangsa Israel dari segala dosa mereka supaya mereka bersih.”

Selain berpuasa pada hari raya Pendamaian, umat Israel juga sering mengadakan puasa dalam kehidupan sehari-harinya. Puasa yang mereka lakukan bisa puasa perseorangan ataupun puasa kelompok (bangsa). Alkitab Perjanjian Lama dipenuhi dengan cerita-cerita tentang kegiatan berpuasa yang dilakukan oleh umat Israel. Biasanya mereka melakukan puasa apabila negara mereka dalam keadaan bahaya (diserang musuh), mencari kehendak Allah, bersedih atau mengalami kesusahan lainnya.

Kita dapat melihat contoh berpuasa yang dilakukan oleh bangsa Israel dalam Alkitab Perjanjian Lama:

1. Puasa atas Kematian Saul dan anak-anaknya
Tawarikh 10:12
“maka bersiaplah segenap orang gagah perkasa, lalu pergi mengambil mayat Saul dan mayat anak-anaknya. Mereka membawanya ke Yabesh dan menguburkan tulang-tulang mereka di bawah pohon besar, di Yabesh. Sesudah itu berpuasalah mereka tujuh hari lamanya.”

Dalam peperangan antara orang Filistin dan Israel, Saul dan ketiga anaknya terbunuh. Kekalahan tersebut terjadi karena Saul tidak mentaati perintah Tuhan, dan sebelum berperang Saul bukannya mencari kehendak Tuhan malah minta petunjuk kepada arwah. Kematian Saul dan anak-anaknya membuat orang Israel sangat bersedih dan mereka berpuasa 7 hari lamanya.

2. Puasa Ezra
Ezra 8:21-23
8:21 Kemudian di sana, di tepi sungai Ahawa itu, aku memaklumkan puasa supaya kami merendahkan diri di hadapan Allah kami dan memohon kepada-Nya jalan yang aman bagi kami, bagi anak-anak kami dan segala harta benda kami.
8:22 Karena aku malu meminta tentara dan orang-orang berkuda kepada raja untuk mengawal kami terhadap musuh di jalan; sebab kami telah berkata kepada raja, demikian: “Tangan Allah kami melindungi semua orang yang mencari Dia demi keselamatan mereka, tetapi kuasa murka-Nya menimpa semua orang yang meninggalkan Dia.”
8:23 Jadi berpuasalah kami dan memohonkan hal itu kepada Allah dan Allah mengabulkan permohonan kami.

Dalam perjalanan pulang dari Babel ke Yerusalem , Ezra beserta rombongannya menghadapi dilema antara meminta tolong kepada raja, atau minta pertolongan kepada Tuhan. Perjalanan yang mereka lakukan adalah perjalanan yang jauh dan disepanjang jalan banyak penjahat atau suku-suku bangsa yang biadab. Akhirnya Ezra memutuskan minta pertolongan kepada Tuhan agar melindungi mereka selama dalam perjalanan. Dan permohonan mereka didengar oleh Tuhan, mereka sampai dengan selamat di Yerusalem.

3. Puasa Ester
Ester 4:15-16
“Maka Ester menyuruh menyampaikan jawab ini kepada Mordekhai: Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangku pun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati”

Umat Israel di pembuangan (Persia) menghadapi rencana jahat Haman yang ingin membunuh semua orang Yahudi dinegara tersebut. Untuk menyelamatkan diri, maka umat Israel sepakat mengadakan puasa selama 3 hari 3 malam. Setelah berpuasa bersama-sama, maka Tuhan turun tangan menyelamatkan bangsa Israel, dan Haman sendiri akhirnya digantung di tiang gantungan yang ia persiapkan untuk menggantung orang-orang Yahudi.

4. Puasa Daniel
Daniel 10:2-3 10:2
Pada waktu itu aku, Daniel, berkabung tiga minggu penuh: 10:3 makanan yang sedap tidak kumakan, daging dan anggur tidak masuk ke dalam mulutku dan aku tidak berurap sampai berlalu tiga minggu penuh.

Daniel mendapat penglihatan-penglihatan yang tidak ia mengerti, untuk mendapat pengertian lebih lanjut ia mengadakan puasa terbatas selama 3 minggu. Dan setelah berpuasa selama 3 minggu, Tuhan mengirimkan malaikat Gabriel untuk memberikan pengertian kepada Daniel tentang akhir jaman.

5. Puasa penduduk Niwiwe
Yunus 3:5
“Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa dan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung”

Karena ucapan nabi Yunus tentang penghakiman (hukuman) yang akan dijatuhkan Tuhan kepada Niwiwe, maka seluruh bangsa Niwiwe termasuk rajanya mengadakan puasa mohon pengampunan dosa kepada Tuhan dan minta agar Tuhan tidak menghukum mereka. Uniknya bukan hanya penduduk yang berpuasa bahkan semua binatang ternak mereka juga diharuskan untuk berpuasa. Karena puasa yang mereka lakukan, maka Tuhan tidak jadi menghukum mereka.
Selain contoh diatas, masih banyak lagi puasa yang dilakukan bangsa Israel dalam Perjanjian Lama, misalnya puasa yang dilakukan Yosafat dan seluruh kaum Yehuda (IITaw 20:3). Selama berpuasa bangsa Israel kadang-kadang juga mengenakan kain kabung dengan abu, sebagai tanda mereka bersedih dan merendahkan dirinya dihadapan Tuhan.

Dalam kitab Perjanjian Lama puasa yang dilakukan oleh umat Israel merupakan:
1. Puasa yang diperintahkan Tuhan (Hari Raya Pendamaian)
2. Puasa mohon pertolongan Tuhan karena Israel akan diserang musuh (negara lain)
3. Puasa minta petunjuk Tuhan atas sesuatu hal.
4. Puasa karena Bersedih (Kematian Saul dan anak-anaknya)
5. Puasa mohon Kesembuhan (Daud diwaktu anaknya sakit)
6. Puasa untuk Pertobatan suatu Bangsa (Niwiwe)
7. dsbnya

Lukas 4:1-2
4:1 Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun.
4:2 Di situ Ia tinggal empat puluh hari lamanya dan dicobai Iblis. Selama di situ Ia tidak makan apa-apa dan sesudah waktu itu Ia lapar.

Puasa bukan hanya terdapat dalam Perjanjian Lama, kitab Perjanjian Barupun dipenuhi dengan ayat-ayat tentang puasa. Kedatangan Yesus ke dunia bukan meniadakan perintah untuk berpuasa, malah Yesus sendiri memberi contoh bagaimana seharusnya menjalani puasa. Sebelum memulai pelayananNya, Yesus pergi ke padang gurun dan berpuasa tidak makan selama 40 hari. (Tidak makan dan tidak minum selama 40 hari 40 malam. Admin).

Yesus sendiri berkata dalam Matius 6:17-18
6:17 Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu,
6:18 supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.

Yesus mengatakan “apabila engkau berpuasa….” ayat diatas menegaskan bahwa puasa merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh murid-murid Yesus. Setelah kenaikan Yesus ke sorga, murid-murid Yesus tetap menjalankan puasa dalam ibadah mereka sehari-hari.

Kisah Para Rasul 13:2-3
13:2 Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus, “Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.”
13:3 Lalu mereka berpuasa dan berdoa dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi.

Kita melihat dalam ayat ke 2, ketika para rasul berdoa dan berpuasa Roh Kudus mengatakan kepada mereka agar mengkhususkan Barnabas dan Saulus. Walaupun telah mendapat perintah dari Roh K udus, tetapi untuk menegaskan bahwa perintah itu benar-benar dari Tuhan, para rasul kembali berpuasa dan berdoa sekali lagi (ayat 3), setelah yakin perintah tersebut berasal dari Roh Kudus, barulah mereka meletakkan tangan keatas Barnabas dan Saulus.

Dari ayat-ayat diatas kita mengetahui bahwa berpuasa merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh Yesus dan murid-muridNya dalam kehidupan dan pelayanan mereka. Jemaat mula-mula biasanya berdoa 2X (dua) kali seminggu yaitu pada hari Rabu dan Jum ‘at.

Tujuan dari berpuasa yang sebenarnya ialah:

1. Untuk mematikan perbuatan daging dalam hidup kita.
Sebagaimana kita ketahui, daging selalu menginginkan hal-hal yang enak dan nyaman untuk dirinya. Dan kita juga mengetahui bahwa keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh. dengan berpuasa kita mematikan keinginan daging agar Roh Kudus semakin berkuasa dalam diri kita.

2. Untuk mendapat Kuasa dari Roh Kudus
Kita mengetahui bahwa tanpa adanya kuasa Roh Kudus dalam diri kita, maka kita tidak dapat berbuat apa-apa. Dengan berpuasa kita membangkitkan kuasa Roh Kudus dalam kehidupan kita, Atau dengan kata lain dengan berpuasa kita mendapatkan kuasa dari Roh Kudus

3. Untuk Menghancurkan Ikatan-Ikatan iblis yang ada dalam diri kita
Bagi orang-orang yang terikat oleh sesuatu maka dengan berpuasa, kita dapat melemahkan atau bahkan menghancurkan ikatan iblis dalam hidup kita.

4. Untuk menggerakkan Tuhan agar menolong atau menjawab doa-doa kita.
Berpuasa yang diiringi dengan doa akan menggerakkan Tuhan untuk menjawab doa-doa yang kita panjatkan. Karena dengan berpuasa, kita memusatkan perhatian pada hal-hal yang rohani, sehingga hal tersebut menyenangkan hati Tuhan

5. Untuk mengeluarkan racun yang terdapat di dalam tubuh.
Dengan berpuasa, maka darah akan membersihkan organ-organ tubuh kita dari racun yang ada di dalam tubuh. (detox). Tubuh kita akan menjadi lebih sehat.

Jika kita hendak berpuasa sebaiknya kita mempunyai tujuan yang jelas atau alasan yang jelas mengapa kita akan berpuasa, karena tanpa tujuan atau alasan yang jelas, kita hanya melakukan diet dan bukan melakukan puasa seperti tertera dalam Alkitab .

Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, puasa kita harus disertai dengan doa dan pembacaan firman Tuhan. Lebih baik lagi apabila kita melakukan puasa sambil berjaga-jaga (tidak tidur semalaman). Yesus menginginkan anda berpuasa

Perlu disadari bahwa puasa adalah panggilan, bukan kewajiban karena itu puasa harus dilakukan dengan sukacita bukan karena terpaksa. Puasa bukan pula ukuran kesalehan atau kerohanian seseorang. Orang yang menjalankan puasa tidak berarti dia lebih saleh atau lebih beriman dari mereka yang tidak berpuasa.

Kristen Protestan tidak mewajibkan umatnya untuk berpuasa, sedangkan Kristen Katolik mewajibkan untuk berpuasa bahkan Gereja Katolik secara resmi menetapkan masa Prapaskah sebagai puasa resmi umat Katolik, di mulai dari Rabu Abu dan berkahir pada hari Jumat Agung. Bila mungkin puasa ini hendaknya diperpanjang sampai hari Sabtu Suci (lih KL 110)

Ketentuan puasa dan pantang tersebut ditetapkan bahwa puasa resmi Umat Katolik adalah 40 hari selama masa prapaskah (menjelang paskah, masa prapaskah) dan hari wajib puasa bagi Umat Katolik adalah hari Rabu Abu dan Jumat Agung. Dan siapa yang wajib berpuasa adalah mereka yang sudah berumur 21 tahun sampai dengan 59 tahun.

Berpuasa dalam Alkitab pada umumnya berarti tidak makan dan tidak minum selama waktu tertentu, jadi bukannya hanya menjauhkan diri dari beberapa makanan tertentu saja lih. (Est 4:16; Kel. 34:28).

Berikut dibawah ini jenis dan macam Puasa berdasarkan Alkitab:
1. Puasa Musa, 40 hari 40 malam tidak makan dan tidak minum (Kel 24:16 dan Kel 34:28)
2. Puasa Daud, tidak makan dan semalaman berbaring di tanah (2 Sam 12:16)
3. Puasa Elia, 40 hari 40 malam berjalan kaki (1 Raj 19:8)
4. Puasa Ester, 3 hari 3 malam tidak makan dan tidak minum (Est 4:16)
5. Puasa Ayub, 7 hari 7 malam tidak bersuara (2:13)
6. Puasa Daniel, 10 hari hanya makan sayur dan minum air putih (Dan 1:12), doa dan puasa (Dan 9:3), berkabung selama 21 hari (Dan 10:2)
7. Puasa Yunus, 3 hari 3 malam dalam perut ikan (Yunus 1:17)
8. Puasa Niniwe, 40 hari 40 malam tidak makan, tidak minum dan tidak berbuat jahat (Yunus 3:7)
9. Puasa Senin – Kamis merupakan tradisi orang Farisi (Luk 18:21).

Puasa-puasa dalam Perjanjian Baru
Dalam kehidupan Yesus
1. Yesus berpuasa selama 40 hari di padang gurun (Mat 4:1 -9; Luk 4)
2. Yesus mengajar berpuasa dalam kotbahnya di Bukit (Mat 6:16-18)
3. Juga ketika ditanya oleh murid-murid Yohanes (Mat 9:14-17)
4. Menggandakan kuasa doa dan puasa (Mat 17:14-21)
Dalam Gereja
1. Gereja di Antiokhia (Kisah 13:1-3)
a. Mereka berpuasa ketika mau melayani Tuhan
b. Ketika mempersiapkan Barnabas dan Paulus untuk pelayanan
2. Gereja di Galatia (Kisah 14:21-23)
Puasa dalam pelayanan Rasul Paulus
1. Pelayanan Paulus ditandai dengan adanya doa-puasa (2 Kor 6:4-10; 2 Kor 11:23-28)
2. Ia juga mengajar bahwa puasa juga bisa dilakukan pada kondisi lain (1 Kor 7:5)

Selamat berpuasa dan jangan takut sakit maag hanya karena puasa

GBU.

Ps. Jonathan Setiawan


MEMPERTAHANKAN KOBARAN CINTA

Nats Pokok: 2Korintus 11:23-28

Sejak pertama mengenal Kristus, Rasul Paulus memiliki hidup yang terus menerus dibakar oleh api cinta kepada Tuhan Yesus Kristus. Kobaran cinta kepada Tuhan Yesus dan gerejaNya tidak bisa padam oleh aniaya, kekurangan, kesulitan, dan marabahaya. Rasul Paulus konsisten menjaga agar api cinta kepada Tuhan Yesus terus berkobar menggairahkan hidupnya setiap waktu.

Apa rahasianya sehingga Rasul Paulus tetap bisa mempertahankan kobaran cintanya kepad Tuhan Yesus?

 

YAKIN BAHWA SURGA ITU ADA, 2Korintus 12:2-4

Dengan penuh kerendahan hati Rasul Paulus menceritakan bahwa dirinya pernah diangkat Tuhan ke surga tingkat ke-tiga. Rasul Paulus sangat kuat keyakinannya bahwa surga itu sungguh-sungguh ada.

Jerih lelah untuk Tuhan dan gerejanya pasti tidak akan sia-sia, 1Korintus 15:58

Keyakinan bila surga itu ada memberi dampak nyata kepada sikap dan perilaku kita. Oleh karena keyakinan yang kuat bahwa surga itu ada, itulah sebabnya Rasul Paulus memiliki kerelaan mengalami berbagai macam kesulitan dan penderitaan.

Yakin bahwa semua penderitaan yang dialami tidak sebanding dengan kemualian Tuhan yang disediakan, 2Korintus 4:16-17

Keyakinan bahwa surga itu benar-benar ada bukan hanya memperi kepastian bahwa semua jerih-lelah tidak akan sia-sia. Lebih dari itu, keyakinan bahwan surga itu benar-benar ada akan memberi kepastian bahwa tidak ada apapun yang sebanding dengan surga yang disediakan Tuhan Yesus bagi kita.

Pengharapan akan surga menjadi penawar semua penderitaan, 2Korintus 5:2-4; Roma 8:23

Orang masuk surga karena percaya surga itu ada. Orang masuk neraka oleh karena percaya bahwa neraka itu tidak ada. Hati yang merindukan surga akan menjadi hati yang selalu dikuatkan meskipun harus memikul beban yang tak terkatakan.

 

MEMANDANG BAHWA CINTA ITU SANGAT BERHARGA, 2Korintus 12:9

Rasul Paulus menyebut cinta Allah kepada dirinya sebagai “kasih karunia”. Ini menunjukkan bahwa Rasul Paulus sangat menghargai cinta Allah yang dinyatakan kepada dirinya.

Hanya mereka yang mau memandang bahwa cinta itu sangat berharga yang bisa mempertahankan kobaran api cinta tetap menyala penuh gairah.

 

MENGELOLA KELEMAHAN MENJADI KEKUATAN, 2Korintus 12:10

Kelemahan itu bukan dosa. Yang berdosa adalah hidup menuruti kelemahan. Tidak selamanya kelemahan hanya bisa menjadi kelemahan. Tetapi kelemahan bila dikelola dengan baik akan berubah menjadi kekuatan yang ajaib. Itulah sebabnya Rasul Paulus lebih suka tinggal dalam kelemahan dirinya. Bagaimana caranya?

 

Akui dan terimalah kelemahan diri anda.

Carilah cara untuk mengatasi kelemahan tersebut.

Pengetahuan dan ketrampilan mengatasi kelemahan tersebut akan menjadi aset dan nilai diri anda yang berharga.

 

Kelemahan diri menyadarkan nilai kasih karunia Allah yang luar biasa. Dan ini akan membuat kebergantungan dan cinta kita kepada Tuhan semakin menyala-nyala.

 

Amin.

 

Pdt. Eddy Zakaria, Madiun


KELEMAHAN DAN PENYAKIT HATI NURANI

Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia.

(Kisah Para Rasul 24:16)

 

 

Hati nurani dalam bahasa latin di sebut”conscience” yang merupakan gabungan dari kara “co” yang berarti bersama, dan “science”  yang berarti mengetahui. Hati nurani adalah semacam sarana mental yang Tuhan taruh untuk menunjukkan tentang apa yang Allah dan kita ketahui bersama.

Banyak orang yakin bahwa hati nurani adalah semacam kompas yang menunjukkan arah benar dan salah dari semua apa yang kita lakukan. Hal tersebut memang benar, tetapi tidak bersifat absolut. Mengingat manusia sudah jatuh di dalam dosa, hati nurani pun tercemari dosa. Itulah sebabnya hati nurani memiliki kelemahan bahkan memiliki penyakit.

 

I. KELEMAHAN HATI NURANI

  1. Suara hati nurani tidak bisa hilang, tetapi bisa dibungkam sehingga membisu. Contoh: Kain yang ditegur Tuhan (Kejadian 4:5-6)
  2. Hati nurani memutuskan berdasarkan standar nilai-nilai lingkungan sekitar. Misal: Anak-anak Lot yang menzinahi ayahnya sendiri tanpa rasa bersalah. Ini menunjukkan betapa nila-nilai moral kota Sodom begitu kuat melekat (Kej 19:30-32)
  3. Hati nurani memutuskan berdasarkan pengajaran-pengajaran yang dianut. Mis: Paulus sebelum bertobat menganiaya orang Kristen tanpa rasa bersalah.

 

II. PENYAKIT  HATI NURANI

  1. Hati nurani yang lemah ( 1Korintus 8:7)

Penyakit ini sering dialami oleh orang Kristen yang belum dewasa rohani, dan belum cukup pengetahuan iman. Sikap mereka sangat kuat dipengaruhi oleh legalisme. Contoh: Orang Kristen baru bertobat yang berasal dari latar belakang penyembah berhala merasa syak bila melihat orang Kristen makan makanan yang telah dipersembahkan pada berhala.Bagi orang Kristen yang dewasa rohaninya tahu bahwa makanan tidak bisa membawa seseorang dekat atau jauh dari Tuhan. Apalagi berhala itu tidak ada. Yang ada adalah sesuatu yang diberhalakan/ dipertuhankan.

  1. Hati nurani yang najis (Titus 1:15)

Dosa yang tidak dibereskan akan membuat hati nurani menjadi najis. Dan pada akhirnya kehilangan kepekaan untuk membedakan yang benar dan salah ataupun yang baik dan jahat.

  1. Hati nurani yang jahat (Ibrani 10:22; 9:14)

Bila hati nuarani yang najis terus menerus ditelantarkan akan membuat hati nurani menjadi jahat. Hati nurani yang jahat bukan mendorong orang untuk berbuat jahat, tetapi lebih terbuka kepada perkara-perkara yang jahat dan kurang membuka diri pada hal-hal yang baik dan benar. Tidak aneh bila orang dengan hati nurani yang jahat jalan hidupny menjadi tersesat.

  1. Hati nurani yang di”cap” atau di”selar” (1Timotius 4;2)

Hati nurani yang di”cap” adalah hati nurani yang mati. Bukan berarti hati nuraninya hilang. Tetapi hati nurani tersebut kehilangan fungsi dan kepekaannya. Akibatnya, bila berbuat dosa tidak merasa bersalah, tetapi merasa bangga dan senang. Hati nurani yang jahat adalah hati nurani yang munafik.

 

III. MENDIDIK HATI NURANI (Mazmur 119:105-107)

Hanya Firman Tuhan yang mutlak benar (Yohanes 17:17). Namun hati nurani bila dididik dan diasah dengan benar akan menjadi kompas kehidupan yang bisa dipercaya, bahkan mungkin mutlak benar atau tidak bisa salah.

Cara mendidik hati nurani:

  1. Akui semua dosa, mintalah ampun kepada Tuhan dan bereskanlah dengan sesama, serta bertobatlah.
  2. Tolak dan tinggalkan nilai-nilai ajaran yang sesat dan duniawi.
  3. Kasihilah Tuhan Yesus dan taatilah FirmanNya setiap hari.

AMIN.

Pdt. Eddy Zakaria, Madiun

 


Rangkaian Pesona Sabda

MEMPERTAHANKAN KOBARAN CINTA

2Korintus 11:23-28

Oleh: Pdt. Eddy Zakaria, Gembala Sidang GPSDI Madiun

Sejak pertama mengenal Kristus, Rasul Paulus memiliki hidup yang terus menerus dibakar oleh api cinta kepada Tuhan Yesus Kristus. Kobaran cinta kepada Tuhan Yesus dan gerejaNya tidak bisa padam oleh aniaya, kekurangan, kesulitan, dan marabahaya. Rasul Paulus konsisten menjaga agar api cinta kepada Tuhan Yesus terus berkobar menggairahkan hidupnya setiap waktu.

Apa rahasianya sehingga Rasul Paulus tetap bisa mempertahankan kobaran cintanya kepad Tuhan Yesus?

 

YAKIN BAHWA SURGA ITU ADA, 2Korintus 12:2-4

Dengan penuh kerendahan hati Rasul Paulus menceritakan bahwa dirinya pernah diangkat Tuhan ke surga tingkat ke-tiga. Rasul Paulus sangat kuat keyakinannya bahwa surga itu sungguh-sungguh ada.

Jerih lelah untuk Tuhan dan gerejanya pasti tidak akan sia-sia, 1Korintus 15:58

Keyakinan bila surga itu ada memberi dampak nyata kepada sikap dan perilaku kita. Oleh karena keyakinan yang kuat bahwa surga itu ada, itulah sebabnya Rasul Paulus memiliki kerelaan mengalami berbagai macam kesulitan dan penderitaan.

Yakin bahwa semua penderitaan yang dialami tidak sebanding dengan kemualian Tuhan yang disediakan, 2Korintus 4:16-17

Keyakinan bahwa surga itu benar-benar ada bukan hanya memperi kepastian bahwa semua jerih-lelah tidak akan sia-sia. Lebih dari itu, keyakinan bahwan surga itu benar-benar ada akan memberi kepastian bahwa tidak ada apapun yang sebanding dengan surga yang disediakan Tuhan Yesus bagi kita.

Pengharapan akan surga menjadi penawar semua penderitaan, 2Korintus 5:2-4; Roma 8:23

Orang masuk surga karena percaya surga itu ada. Orang masuk neraka oleh karena percaya bahwa neraka itu tidak ada. Hati yang merindukan surga akan menjadi hati yang selalu dikuatkan meskipun harus memikul beban yang tak terkatakan.

 

MEMANDANG BAWAH CINTA ITU SANGAT BERHARGA, 2Korintus 12:9

Rasul Paulus menyebut cinta Allah kepada dirinya sebagai “kasih karunia”. Ini menunjukkan bahwa Rasul Paulus sangat menghargai cinta Allah yang dinyatakan kepada dirinya.

Hanya mereka yang mau memandang bahwa cinta itu sangat berharga yang bisa mempertahankan kobaran api cinta tetap menyala penuh gairah.

 

MENGELOLA KELEMAHAN MENJADI KEKUATAN, 2Korintus 12:10

Kelemahan itu bukan dosa. Yang berdosa adalah hidup menuruti kelemahan. Tidak selamanya kelemahan hanya bisa menjadi kelemahan. Tetapi kelemahan bila dikelola dengan baik akan berubah menjadi kekuatan yang ajaib. Itulah sebabnya Rasul Paulus lebih suka tinggal dalam kelemahan dirinya. Bagaimana caranya?

Akui dan terimalah kelemahan diri anda.

Carilah cara untuk mengatasi kelemahan tersebut.

Pengetahuan dan ketrampilan mengatasi kelemahan tersebut akan menjadi aset dan nilai diri anda yang berharga.

Kelemahan diri menyadarkan nilai kasih karunia Allah yang luar biasa. Dan ini akan membuat kebergantungan dan cinta kita kepada Tuhan semakin menyala-nyala.

 

HUMOR: CINTA BUJANG LAPUK

Dewi memberitahu Papa dan Mama-nya kalau Ujang pacarnya mau wakuncar (waktu kunjung pacar). Ia meminta supaya Papa dan Mamanya bersembunyi di kamar dan tidak boleh mengintip supaya Dewi tidak malu.

Setelah Ujang pulang, Papa dan Mama dipanggil keluar.

Mama  : Dewi pacarmu sudah kakek-kakek ya…!

Dewi   : Wah… berarti Mama mengintip ya…!

Mama  : Enggak, kok! Bener!!

Dewi   : Kok Mama bisa tahu?

Mama  : Habis, bau balsemnya  semerbak tercium sampai ke kamar.

 

SEHIDUP SEMATI

Di hari Valentine si Joni ngegombal sama si Tutik.

Joni      : Sayang… aku cinta padamu. Cintaku padamu sehidup semati.

Tutik    : (tiba-tiba menangis tersedu-sedu) Kamu kok tega… mengatakan seperti itu padaku.

Joni kaget setengah mati, dia pikir si Tutik bakal klepek-klepek mendengar rayuannya. Tetapi ternyata kok malah menangis meraung-raung.

Joni      : Kamu kok menangis?

Tutik    : Habis kamu mengatakan kalau kamu cinta sehidup semati. Kamu tahu, arti kata awalan “se” itu berarti “satu”. Kalau sehidup semati, berarti yang satu hidup dan yang satu mati. Apa kamu penginnya kamu hidup lalau aku mati?

Ia (kasih) menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.

1Korintus 13:7

 


Kasih VS Donasi, Sebuah Perenungan

Yohanes 3:16

Semua orang sangat familiar dengan kata “Kasih”, Tetapi sayangnya tidak setiap orang mengerti dengan benar makna kata kasih. Secara umum orang memaknai kasih adalah sama dengan memberi. Contoh sederhana bila kita melihat seseorang mengalami kesusahan, maka orang yang memberi pertolongan disebut orang yang telah menyatakan kasih. Apakah makna kasih sesederhana itu? Untuk menjawabnya marilah kita tampilkan suatu kata lain seperti yang ada dijudul renungan ini yaitu kata “Donasi”.  Saya yakin kalau anda sering menonton TV akhir-akhir ini, maka kata ini sudah tidak asing lagi bagi kita. Terlebih dengan sering terjadinya bencana yang datang secara beruntun, maka stasiun televisi termasuk para sponsor programnya selalu mencantumkan menghimbau para pemirsanya untuk memberikan donasi dalam rangka meringankan penderitaan bagi para korban bencana. Tentu saja kegiatan solidaritas ini sangat positip dan berfaedah. Pertanyaannya adalah : Apakah memberikan donasi sama dengan makna kasih yang sesungguhnya? Jawabnya tentu saja tidak! Lalu apa makna kasih itu? Dimanakah kita dapatkan arti kata makna kasih itu? Apakah dapat kita peroleh dari ilmu bahasa untuk mencari arti terminology kata kasih itu?

Dalam teks bacaan kita Yohanes 3:16 tertulis: “Karena demikian besar kasih Allah akan dunia ini sehingga diberikannya AnakNya yang tunggal, supaya barangsiapa yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”. Apakah Kasih yang dikatakan Injil Yohanes sama dengan makna kasih yang diajarkan manusia? Jika kita memperhatikan secara teliti isi ayat ini tidak ditulis kata kasih saja, tetapi ditulis 2 kata yang tidak terpisah yaitu “Kasih Allah”. Dengan demikian tentu saja jauh berbeda antara Kasih Allah dengan kasih versi manusia. Apa perbedaannya? Memang makna dari versi Allah dengan makna dari versi manusia dua-duanya ada kata memberi, tetapi tetap saja ada perbedaannya. Apa perbedaannya? Perbedaannya ternyata dari motif/pemberiannya. Seperti kita ketahui bahwa Allah adalah “ Kasih “ (I Yohanes 4:8),  namun kasih itu telah diejawantahkan/diwujudkan dalam diri AnakNya Tuhan Yesus Kristus. Nah dari titik ini barulah kita bisa melihat perbedaan antara kasih milik Allah dengan kasih milik manusia. Kasih menurut versi manusia tidak lepas dari motifnya dan status social yang disandangnya. Kasih yang dinyatakan oleh pemimpin agama dan umat beragama adalah kasih yang didasarkan pada norma-norma agama/spritualitas/kerohanian/religiusitasnya. Bagi para pengusaha/majikan tentu kasih yang ditunjukkan didasarkan sama-sama untung (take and give ), sedangkan bagi para donatur (dermawan)/ dan yayasan yang dibentuknya tentunya didasarkan pada motif social. Apakah Kasih milik Allah memiliki motif yang sama seperti itu? Sama sekali tidak!! Kasih Allah adalah kasih yang tidak dimiliki manusia, hanya dimiliki oleh AnakNya yang tunggal yakni Tuhan Yesus Kristus. Jadi suatu kebohongan besar bila seseorang mengatakan ia memiliki kasih Allah walaupun ia rajin memberikan sumbangan (donasi), rajin melakukan kegiatan keagamaan, kegiatan social, karena Kasih Allah (Pemberian Allah)  tidak sama dengan motif-motif yang dilakukan manusia. Kasih Allah adalah Kasih tanpa pamrih/tanpa motif dan sama sekali tidak dimiliki manusia. Cuma ada satu cara kata Rasul Yohanes dalam surat kirimannya,  yaitu menyatunya kita dengan Tuhan Yesus Kristus sipemilik kasih Allah. Kemanunggalan kita dengan Tuhan Yesus Kristus akan merefleksikan Kasih Allah tersalur dari diri kita. Lalu apa yang membedakan kasih versi manusia dengan Kasih Allah? Tadi sudah dijelaskan bahwa kasih Allah adalah kasih yang memberi tanpa pamrih/tanpa motif, Kasih yang mau menyelamatkan meskipun Ia harus kehilangan nyawa, yaitu pemberian yang melekat dengan pengorbanan. Kasih manusia tidak ada yang seperti itu. Kasih manusia lebih banyak pada batasan simpati,  tetapi Kasih Allah lebih dalam dari itu Allah berempati kepada orang-orang miskin/hina, dengan jalan mempersembahkan diriNya sendiri (Persembahan 100%, bukan 10%). Dalam kisah janda miskin yang mempersembahkan persembahannya yang  mungkin berkisar sekitar Rp 1000,- sedangkan orang-orang kaya memberikan  yang mungkin jutaan rupiah, secara kasat mata tentu orang menilai orang-orang kaya itu yang ibadahnya diterima Tuhan. Ternyata orang keliru, ternyata Tuhan Yesus berkenan terhadap pemberian janda miskin, bahkan Tuhan Yesus memujinya dengan mengatakan bahwa janda miskin memberi lebih banyak dari orang kaya itu. Tuhan Yesus tidak membutuhkan kasih versi manusia dalam bentuk donasi. Janda miskin memberi dari kekurangannya/kemiskinannya, bahkan Tuhan Yesus mengatakan bahwa janda miskin ini memberikan seluruh nafkahnya. (Seluruh miliknya 100%).

Kasih Allah adalah kasih yang dilandasi oleh pengorbanan. Lalu Pengorbanan untuk apa? Mungkin orang mau berkorban disuruh apapun untuk meraih kesuksesan, kekayaan, kepintaran, atau melindungi keluarga yang kita kasihi, Semua itu masih dalam lingkaran diri kita/ego kita. Tetapi adakah orang yang mau berkorban bukan untuk kepentingan diri sendiri tetapi berkorban untuk orang lain bahkan untuk musuh kita? Untuk sahabatnya mungkin orang mau berkorban, tetapi tindakan Kasih Allah adalah diluar jangkauan pemikiran kita, Ia berkorban, mati justru untuk musuhNya. Bukankah Alkitab mengatakan ketika manusia berdosa maka manusia menjadi seteru/musuh Allah. Tak ada satu orangpun yang dapat mendamaikannya, kecuali Allah didalam kasihNya melalui AnakNya Tuhan Yesus Kristus. Pengorbanan Allah dilandasi oleh kebenaran/keadilan Allah. Keadilan Allah tidak sama dengan keadilan dunia ini.  Keadilan Allah dilandasi oleh kasihNya laksana seorang Ayah terhadap anak-anaknya. Kasih yang mau memberi dan kasih yang mau berkorban. Lalu apa perbedaan antara keadilan Allah dengan keadilan dunia? Tentu berbeda. Keadilan dunia tetap membedakan status/hirarki seseorang. Sedangkan keadilan Allah didasarkan pada kebenarannya bahwa semua manusia telah berdosa, tidak ada perbedaan di mata Allah. Apa arti tidak ada perbedaan? Berarti kita semua ini harusnya memiliki persamaan hak setelah kita dipulihkan dan diselamatkan oleh Kristus. Oleh sebab itu perintah baru yang diberikan Yesus menggantikan perintah agama yaitu “Kasihilah sesamamu manusia seperti engkau mengasihi dirimu sendiri”.

Oleh: Ev. Andereas D.